Penajam Paser Utara (ANTARA) -
Legislator atau anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur Syahrudin M Noor meminta dinas lingkungan hidup (DLH) setempat memberikan penyuluhan kepada para pedagang pasar tradisional menyangkut cara mengelola sampah.
Pengelolaan sampah perlu melibatkan semua pihak terkait termasuk pedagang pasar tradisional, menurut Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara itu di Penajam, Sabtu, agar kesadaran terhadap pentingnya pengelolaan sampah dapat terbangun.
Bank sampah bisa menjadi salah satu program yang dapat diterapkan khusus di pasar tradisional, untuk mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah yang ada di lingkungan pasar tradisional.
Saat ini, tercatat telah terbentuk sekitar 40 bank sampah yang tersebar, dengan bank sampah induk berada di kawasan Pasar Tradisional Nenang Kecamatan Penajam, dan bank sampah harus diperbanyak secara bertahap.
"Melalui bank sampah, para pedagang bisa dapat penghasilan tambahan dari sampah anorganik seperti plastik, botol, kertas dan kaleng," jelas Syahrudin M Noor.
"Banyak sampah di pasar tradisional yang bisa didaur ulang, jadi sampah selesai di pasar, tidak harus dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) Buluminung," tambahnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, para pedagang juga dapat diajarkan cara mendaur sampah organik dari sisa sayur dan buah yang menumpuk untuk dijadikan pupuk.
Memilah sampah tersebut memudahkan dalam penanganan sampah sekaligus mengurangi volume sampah di TPA Buluminung. Produksi sampah 50 ton per hari, serta penanganan sampah 70 persen dan 30 persen sampah dibuang ke TPA Buluminung.
Pedagang pasar tradisional harus diajak berperan aktif melakukan pengelolaan sampah agar kepedulian dan kesadaran terhadap sampah dan lingkungan lebih meningkat, terutama menyangkut dampak perubahan iklim.
"Edukasi para pedagang pasar tradisional harus dilakukan agar dapat memilah sampah kemudian dibawa ke bank sampah," katanya.
Pembentukan bank sampah juga bisa menciptakan masyarakat yang berwawasan lingkungan yang mampu beradaptasi dan melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim, demikian Syahrudin M Noor.(Adv)