Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur meningkatkan hasil produksi sektor perikanan dengan penguatan daya saing kelompok-kelompok budi daya di kabupaten dan kota wilayah itu.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Penguatan Daya Saing Produk Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Timur Irma Listiawati di Samarinda, Kamis, menjelaskan usaha perikanan di Kaltim berpotensi besar produksinya, terutama di daerah pesisir yang tersebar di tujuh kabupaten/kota.
Penguatan kelompok-kelompok budi daya ikan merupakan sinergi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim dengan pemerintah kabupaten dan kota dengan pembinaan intensif.
"Pembinaan usaha biasanya berkoordinasi bersama DKP tingkat kabupaten/kota kepada kelompok pembudidaya melalui media kolam, keramba, budidaya laut, dan pantai," ujarnya.
Penguatan kelompok-kelompok budi daya ikan merupakan sinergi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim dengan pemerintah kabupaten dan kota dengan pembinaan intensif.
"Pembinaan usaha biasanya berkoordinasi bersama DKP tingkat kabupaten/kota kepada kelompok pembudidaya melalui media kolam, keramba, budidaya laut, dan pantai," ujarnya.
DKP Kaltim memiliki tiga program utama untuk kelompok budi daya, yaitu budidaya, pengolahan, dan pemasaran hasil perikanan.
Baca juga: DKP Kaltim: Platform Si Mata Laut permudah nelayan cari lokasi ikan
Saat ini, menurut Irma, DKP Kaltim fokus pada penguatan sarana dan prasarana, serta pemberian bantuan kepada masyarakat.
Baca juga: DKP Kaltim: Platform Si Mata Laut permudah nelayan cari lokasi ikan
Saat ini, menurut Irma, DKP Kaltim fokus pada penguatan sarana dan prasarana, serta pemberian bantuan kepada masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah penetapan Kampung Perikanan Budidaya oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). "Sejak 2021, KKP menetapkan dua Kampung Perikanan Budidaya di Kaltim. Tahun 2023, jumlahnya bertambah menjadi tiga," katanya.
Kampung Perikanan Budidaya tersebar di Kabupaten Berau, Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara. "Di Berau, fokusnya pada budidaya ikan kerapu. Di Kutai Kartanegara, ikan nila, dan di Penajam Paser Utara, ikan patin," kata Irma.
DKP Kaltim juga bekerja sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten/Kota dan penyuluh perikanan untuk memberikan pembinaan kepada masyarakat pembudidaya ikan.
"Kami berkomunikasi dengan Dinas Perikanan setempat dan penyuluh perikanan untuk melakukan pembinaan teknis kepada masyarakat," ujar Irma.
Saat ini, terdapat sekitar 95 kelompok pembudidaya ikan yang dibina oleh DKP Kaltim. Sebagian besar kelompok ini fokus pada budidaya ikan air tawar.
Baca juga: Pj Gubernur minta Desa Labangka jadi percontohan pembibitan perikanan
Irma juga menyoroti pentingnya dukungan dari pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan produksi dan daya saing produk perikanan. Pihaknya terus mendampingi pelaku usaha perikanan dan memberikan berbagai macam bantuan untuk meningkatkan produksi.
"Selain itu, DKP Kaltim juga mendorong ekspor produk perikanan. Potensi ekspor ikan nila dan patin sangat besar. Kami terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar internasional," kata Irma.
DKP Kaltim berharap dengan upaya ini, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan dan memperkuat daya saing produk perikanan Kaltim di pasar global.
"Kami optimistis bahwa dengan koordinasi yang baik antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan masyarakat, sektor perikanan di Kaltim bisa semakin maju dan berkembang," demikian Irma.