Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) tetap waspada terhadap ancaman cacar monyet, meskipun hingga saat ini belum ada laporan kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kaltim Setyo Budi Basuki di Samarinda, Rabu, menjelaskan langkah-langkah yang diambil untuk mengantisipasi potensi masuknya penyakit ini ke wilayah Kaltim.
"Dalam upaya mencegah masuknya cacar monyet, Dinas Kesehatan Kaltim memfokuskan pada pintu-pintu masuk," katanya.
Basuki menyampaikan, Kantor Karantina Kesehatan di Samarinda dan Balikpapan secara ketat memantau orang-orang yang tiba melalui jalur udara dan laut.
"Pemeriksaan suhu tubuh menjadi langkah awal untuk mendeteksi gejala," ujar dia.
Di samping itu, Dinkes Kaltim juga menginstruksikan semua fasilitas kesehatan (faskes) dari rumah sakit hingga puskesmas untuk tetap waspada dan proaktif melakukan deteksi kepada para pasien sebagai langkah antisipasi paparan kasus cacar monyet.
Basuki menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat. Jika ada tanda-tanda atau kecurigaan terkait cacar monyet, warga dapat melaporkan ke petugas kesehatan setempat. Pelaporan ini memungkinkan deteksi dini dan respons cepat.
"Gejala penyakit pada cacar monyet hampir serupa dengan cacar air, dengan ciri ruam atau bintil berair yang muncul di wajah, dada, hingga bagian dalam hidung dan mulut," sebut dia.
Bedanya, imbuh Basuki, gejala pada cacar monyet disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening, yang biasanya terjadi di rahang bawah, leher, dan selangkangan.
"Meskipun belum ada kasus cacar monyet di Kaltim, langkah pencegahan tetap diperlukan," ungkapnya.
Dalam menghadapi situasi ini, Basuki mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan waspada. Selain menjaga kesehatan secara umum, penting juga untuk meningkatkan imunitas dengan pola konsumsi yang baik, istirahat cukup, dan berolahraga.
"Jika ada gejala, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat," tutur Basuki.