Samarinda (ANTARA) -
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda segera mengembangkan peran Museum Kota Samarinda sebagai pusat pengetahuan dan edukasi bagi masyarakat.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Samarinda Barlin Hadi Kusuma di Samarinda, Senin, menegaskan pentingnya museum sebagai alat belajar yang memberikan pengalaman langsung kepada pengunjung.
"Museum jangan hanya sebagai pelengkap. Museum ini adalah salah satu alat belajar. Di sana, pengunjung bisa langsung melihat koleksi-koleksi tentang memori bangsa, terutama Kota Samarinda," ujar Barlin.
Menurut dia, museum yang dibuka sejak tahun 2020 memiliki koleksi yang mencakup sejarah Kutai Kartanegara, sejarah berdirinya Kota Samarinda, para pemimpinnya, tradisi masyarakat, dan kebudayaannya.
Di dalam Museum Kota Samarinda terdapat sekitar 285 koleksi berisikan gambar-gambar tempo dulu yang memperlihatkan sejarah Kota Samarinda, termasuk koleksi replika artefak, kain sarung Samarinda, buku sejarah Kota Samarinda, kerajinan tangan suku dayak, keramik berumur 50 tahun, alat tradisional, dan profil seluruh Wali Kota Samarinda.
Ada pula koleksi busana sarung Samarinda, penginangan, dan bening Dayak.
Barlin menyampaikan Museum Kota Samarinda tidak hanya menyasar anak muda dari kalangan pelajar dan mahasiswa, tetapi juga masyarakat umum.
Disdikbud Samarinda mengembangkan museum dengan tujuan tidak hanya untuk pelajar atau pendidikan, tetapi juga sebagai wahana rekreasi bagi masyarakat.
Baca juga: Otorita IKN: Kearifan lokal Kaltim akan jadi desa wisata seperti Bali
"Masyarakat harus aktif menggunakan kesempatan mendatangi museum untuk menambah pengetahuan dan sebagai wahana wisata edukatif," kata Barlin.
Ia juga mengajak masyarakat untuk menjadikan Museum Kota Samarinda sebagai alternatif wisata keluarga bernuansa edukatif setiap akhir pekan.
Pengelola Museum Kota Samarinda Ainun Jariah menambahkan museum bukan hanya tempat menyimpan barang-barang bersejarah, tetapi juga pusat pendidikan, penelitian, dan edukasi bagi masyarakat.
"Di museum, kita bisa banyak tahu tentang keadaan suatu bangsa atau daerah," kata Ainun.
Menurut Ainun, minat masyarakat untuk mengunjungi museum semakin meningkat. Setiap bulan tercatat sekitar 1.000 pengunjung datang ke museum.
"Ini artinya, jika terus dikembangkan dengan mengedukasi masyarakat, tingkat kunjungan akan meningkat," ujarnya.
Selain itu pihak pengelola mengundang para kolektor atau orang yang memiliki bakat unik yang bermanfaat dari segi ilmu pengetahuan untuk dipamerkan di museum.
Baca juga: Museum Mulawarman tuan rumah pameran alat musik tradisional Nusantara
"Kami undang mereka untuk bersama-sama memamerkan koleksi tersebut di museum. Jadi, tidak hanya satu atau dua komunitas saja yang mendapat keuntungan, tetapi semua masyarakat," jelas Ainun.
Ainun juga menyoroti perkembangan museum dari waktu ke waktu melalui kunjungan studi di berbagai museum yang telah memberikan berbagai pengalaman berharga untuk melakukan peningkatan sarana dan prasarana di Museum Kota Samarinda.
Ia berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya museum sebagai sumber pengetahuan dan edukasi.
"Kami bertekad ingin menjadikan museum ini salah satu tempat wisata edukasi yang diminati bagi masyarakat lokal dan wisatawan luar daerah," ungkap Ainun.