Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) diwakili RT-028 Kelurahan Waru Kecamatan Waru mengunggulkan pengelolaan bank sampah dalam Lomba RT Teladan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kalimantan Timur.
"Kedatangan kami ke RT-028 ini merupakan tahap verifikasi lapangan, karena RT ini masuk tiga besar dalam verifikasi dokumen yang kami lakukan bulan lalu," kata Kepala Bidang Pemberdayaan Kelembagaan dan Sosial Budaya Masyarakat DPMPD Kaltim Roslindawaty di Waru, Jumat.
Ia mengaku salut dengan RT tersebut, karena mampu bersaing dengan ribuan RT lain di Kaltim, sehingga masuk tiga besar dalam lomba RT Teladan, dengan salah satu inovasi yang diunggulkan adalah pengelolaan bank sampah.
Bahkan yang lebih menggembirakan adalah Bank Sampah Mekar Bersama yang dikelola RT-028 itu sudah menjalin kerja sama dengan PT Pegadaian cabang setempat untuk menjadikan sampah menjadi emas.
Teknis yang dilakukan adalah warga yang menjual sampah ke bank sampah, uangnya tidak langsung diambil, tapi ditabung di pegadaian dan dikonversi menjadi emas dengan bobot gram emas tergantung pada nilai yang ditabung oleh nasabah.
Setelah mencapai bobot gram tertentu, pemilik buku tabungan memiliki hak untuk menjual emas tersebut maupun menggadaikan lagi, karena tabungan emas dari sampah ini bukan merupakan hasil dari pencaharian utama, namun merupakan kegiatan sampingan ketimbang sampah dibuang.
Sementara, Ketua RT-028 Kelurahan Waru Sunanik NJ dalam presentasi di depan Tim Penilai Lomba RT Teladan Provinsi Kaltim mengatakan, selain berhasil mengubah sampah menjadi emas, kegiatan lain yang dilakukan dari bank sampah adalah membuat suvenir (cendera mata) dari sampah, terutama sampah plastik.
Sejumlah suvenir atau kerajinan tangan yang dibuat dan bernilai antara lain vas bunga, pot, bunga plastik, termasuk beragam hiasan unik dan menarik yang memiliki nilai jual lebih ketimbang sebelumnya atau saat masih menjadi sampah.
Ketua RT perempuan ini melanjutkan, luas lingkungan RT yang ia pimpin mencapai 30 hektare, dihuni oleh 266 jiwa dengan 85 kepala keluarga (KK), dengan tingkat gotong-royong keluarga sangat tinggi, baik gotong-royong bidang lingkungan, sosial, ekonomi, maupun keagamaan.
"Tingkat kreativitas warga kami juga tinggi, seperti keterampilan mengelola sampah menjadi barang berharga, kemudian ada tiga dasa wisma yang semuanya juga aktif menanam cabai, tomat, dan lainnya. Kami juga beberapa kali menggelar sunat masal berkolaborasi dengan RT sebelah, kebetulan RT sebelah merupakan tenaga medis," katanya.