Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat membagikan seragam sekolah gratis untuk para siswa peserta didik baru.
"Ada tiga satuan pendidikan yang mendapatkan seragam gratis yakni PAUD/TK, SD, SMP dan satu lagi sekolah pendidikan nonformal (SPNF) atau SKB yang terdiri dari Paket A, B dan C," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Irfan Taufik, Rabu (17/7).
Dia menyebutkan, seragam sekolah yang dibagikan itu berjumlah 98 stel yang terdiri dari seragam putih merah untuk SD dan putih biru untuk SMP, pramuka, dan batik.
Irfan menjelaskan, jumlah seragam yang didistribusikan sebanyak 39.450 pasang untuk SD/MI dan 36.900 pasang untuk SMP/MTs.
Menurutnya, tahun ini siswa PAUD dan sekolah pendidikan nonformal (SPNF) atau SKB juga mendapatkan bantuan seragam batik sehingga total seragam yang didistribusikan sebanyak 18.000 pasang untuk PAUD, serta 900 pasang untuk Paket A, 1.800 pasang untuk Paket B, dan 1.530 pasang untuk Paket C di SPNF.
"Pendistribusian seragam sekolah tersebut dilakukan secara bertahap ke masing-masing sekolah," katanya..
Dia berharap pada hari Senin pekan depan, para siswa dan pelajar peserta didik baru sudah bisa menggunakan seragam sekolah gratis tersebut. Pasalnya, dalam pekan ini siswa dan pelajar masih dalam MPLS, dan masih menggunakan seragam lamanya atau sekolah asalnya.
Diketahui dalam pendistribusian seragam gratis itu Wali Kota Rahmad Mas'ud secara simbolis memasangkan seragam kepada anak-anak dari berbagai tingkatan yang dikumpulkan di SMPN 12 Balikpapan.
"Program bantuan seragam sekolah gratis ini adalah komitmen Pemkot Balikpapan dalam dunia pendidikan, termasuk juga bidang kesehatan. Harapannya kegiatan ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang," katanya.
Rahmad Mas;ud menyebutkan, anggaran bantuan untuk pengadaan seragam sekolah gratis tahun ini sebesar Rp 25 miliar, bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Balikpapan.
Dia berpesan kepada para guru selain menanamkan nilai-nilai intelektual juga harus bisa menanamkan nilai-nilai spiritual.
"Siswa harus tumbuh tidak hanya dengan ilmu, tetapi juga dengan akhlak. Nilai-nilai spiritual harus selalu ditanamkan dalam kehidupan mereka," tuturnya.
Rahmad memiliki harapan agar para siswa dan pelajar bisa menjadi generasi penerus bangsa menuju Indonesia Emas 2045..