Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Kutai Kartanegara telah menjalin kerja sama dengan pemda setempat berkolaborasi menekan kasus stunting, baik dengan penanganan melalui PKK maupun posyandu.
Hal ini dilakukan karena Kukar ingin terus menurunkan angka prevalensi stunting, meskipun perkembangannya cukup signifikan dengan penurunan stunting mencapai 9,5 persen, yakni dari 27,1 persen pada 2022 turun menjadi 17,6 persen pada 2023.
"Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di akhir 2023, Pemkab Kukar berhasil menurunkan stunting cukup drastis berkat kerja sama dengan berbagai pihak, makanya tahun ini kembali digalakkan kolaborasi, termasuk dengan PKK," kata Ketua PKK Kukar Maslianawati Edi Damansyah di Tenggarong, Jumat.
Adapun organisasi perangkat daerah (OPD) yang telah menjalin kerja sama dengan PKK antara lain Dinas Kesehatan Kukar dengan kegiatan meliputi pembinaan maupun pendampingan terhadap ibu hamil/ menyusui, ibu melahirkan, hingga penanganan 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Kemudian bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar untuk pendampingan terhadap pos pelayanan terpadu (posyandu), bahkan saat ini sudah dilakukan pembelajaran tentang penguatan posyandu dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan kader posyandu.
Maslianawati yang juga Ketua Pembina Posyandu Kukar ini juga mengingatkan keluarga, terutama kaum ibu tentang pentingnya mencukupi gizi dalam seribu hari pertama kehidupan ( 1.000 HPK) anak untuk mencegah stunting.
Ini karena 1.000 HPK yang merupakan fase kehidupan dimulai sejak terbentuknya janin saat kehamilan sampai anak lahir hingga usia dua tahun, merupakan masa yang harus tercukupi kebutuhan gizi untuk pembentukan sel-sel anak.
"Perhatian keluarga terhadap 1.000 HPK anak sangat penting karena di periode ini organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang," katanya.
Untuk itu, katanya semua kader posyandu yang tersebar di 237 desa dan kelurahan di Kukar diajak terus mengingatkan para ibu untuk memperhatikan pentingnya 1.000 HPK, karena dimungkinkan masih ada ibu-ibu yang belum mengetahui atau sudah lupa, sehingga perlu diingatkan secara berkala.