Balikpapan (ANTARA) - Kepala Stasiun geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan Rasmid mengatakan, pengamatan hilal untuk penetapan 1 Zulhijah di kota tersebut terhalang oleh awan hujan.
"Tadi kami melakukan observasi dari 18.13 wita hingga 18.59 wita itu tidak terlihat karena awan mendung dan kaca di lokasi melihat juga terdapat embun," katanya di Balikpapan, Jumat (7/6).
Dari pantauan ANTARA, mulai pukul 18.00 wita hujan dengan intensitas ringan sudah melanda sejumlah daerah di Kota Balikpapan, sebelum merata yang disertai petir pada pukul 19.30 wita
Menurut Rasmid hilal itu sangat tipis, sehingga bila tempat melakukan pengamatan tidak bersih maka hilal itu tidak dapat dilihat.
Kendati demikian, berdasarkan dari data hilal yang ia miliki, Sabtu sudah masuk 1 Zulhijah.
"Sebelumnya di sini kelihatan bahwa tinggi hilal itu 9 derajat, kemudian Elongasi 12,43, umur bulan 21 per 5 jam, dan konjungsi kemarin jam 20.03 menit," jelas Rasmid.
Adapun pengamatan awal tadi umur bulan sudah 21,5 jam," sabung-nya.
Artinya kata Rasmid sudah masuk kriteria secara hisab, "tapi hilal tidak kelihatan , hilal itu hanya untuk memverifikasi saja," imbuhnya.
Rasmid juga menjelaskan, pemantauan ini digelar di sejumlah wilayah di Indonesia yang terkoneksi secara daring dengan Kementerian Agama (Kemenag) pusat.
"Ada 7 titik yang bisa melihat hilal, seperti di Sorong, Medan, Tegal dan sejumlah daerah lainnya.," tuntas Rasmid