Balikpapan (ANTARA) - Dua SPBU di Balikpapan tidak lagi menjual bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite untuk kendaraan roda empat dimana SPBU 64.761.07 di Staalkuda dan SPBU 61.761.02 Sepinggan kini hanya menjual pertalite untuk motor atau kendaraan roda dua.
“Sebab bila mobil diizinkan ikut beli pertalite di situ, akan terjadi antrean panjang, yang pasti akan mengganggu lalu lintas,” kata Humas Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Arya Yusa Dwicandra di Balikpapan, Kamis.
Arya segera menambahkah, keputusan tidak menyediakan lagi pertalite untuk mobil di kedua SPBU tersebut adalah hasil keputusan dari para pemegang kebijakan Kota Balikpapan berkenaan dengan lalu lintas.
Kawasan Staalkuda tempat SPBU 64 berada adalah tempat kendaraan melambat untuk putar balik kembali ke arah kota atau ke mal Balikpapan Super Block, atau sebaliknya, kembali ke arah Sepinggan. Tanpa ada apa-apa pun, sudah terbentuk antrean kendaraan untuk berputar arah tersebut.
Maka itu, bila antrean mobil untuk membeli pertalite sampai memanjang keluar dari SPBU di sisi jalan yang ke arah Sepinggan, kemacetan total pun tidak terhindarkan.
Mengarahkan antrean ke Jalan Pupuk yang muaranya ada di dekat SPBU itu juga tidak menolong karena muara jalan itu pun dekat dengan putaran untuk kembali ke arah kota.
“Jadi solusi cepat untuk mengatasi macet ini, SPBU 64 tidak melayani mobil yang beli pertalite. Hanya motor,” tegas Arya.
Hal demikian juga terjadi pada SPBU 61 di Sepinggan. Antrean yang mengular dari SPBU menutup sejumlah muara jalan ke kawasan perumahan dan menutup akses ke kantor instansi pemerintah dan swastas di Jalan Marsma Iswahjudi tersebut.
Di sisi lain, Arya menjelaskan, penyebab lain antrean pertalite bertambah adalah karena perbedaan harga yang cukup signifikan antara pertalite dengan pertamax.
Pertamax (RON 92) yang BBM non subsidi kini dijual Rp14 ribu per liter sementara pertalite (RON 90) Rp10 ribu per liter. Hal ini ditambah lagi dengan jumlah SPBU di Balikpapan yang hanya 14 buah, artinya tidak memberi pilihan yang banyak bagi warga kota, dan halaman SPBU sendiri yang tidak luas sehingga diantre beberap mobil saja, antrean sudah sampai ke jalan raya.
“Sebagai pembanding, Kota Samarinda yang jatah BBM hariannya lebih kurang sama dengan Balikpapan, menjualnya lewat SPBU yang jumlahnya hampir dua kali lipat,” kata Arya.
Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan mencatat penyaluran harian BBM jenis Pertalite di Kota Balikpapan rata-rata sebanyak 300-350 Kiloliter per hari.
“Kami memahami bahwa akibat disparitas harga yang cukup tinggi pasti akan ada peralihan konsumen Pertamax ke Pertalite. Namun kami berharap dan menghimbau kepada pengguna Pertamax atau BBM nonsubsidi tetap menggunakan jenis BBM nonsubsidi tersebut karena dipastikan kualitas yang lebih baik dalam menjaga performa kendaraan serta ramah lingkungan,” demikian Arya.