“Rencananya kami akan membuat kebun rumput laut di Bontang, karena di sana ada lahan yang cocok dan ada kerja sama dengan UPT Takalar dalam pelatihannya,” ujar Kabid Perikanan Budidaya dan Penguatan Daya Saing Produk Perikanan DKP Kaltim Irma Listiawati di Samarinda, Sabtu.
Pihaknya telah melakukan studi di UPTD Kebun Rumput Laut Takalar di Surabaya, Jawa Timur, untuk mengetahui konsep dan teknologi yang digunakan dalam pengembangan rumput laut.
Irma menjelaskan, kebun rumput laut yang akan dibuat nantinya menggunakan metode permukaan rakit, yaitu rumput laut yang ditanam di atas rakit yang mengapung di permukaan air. Sistem ini dinilai lebih efisien dan mudah dalam perawatan.
“Kami masih dalam tahap perencanaan, termasuk anggaran dan luasan lahan yang dibutuhkan. Kami berharap dengan adanya kebun rumput laut ini, produksi rumput laut Kaltim bisa meningkat dan kualitasnya bisa lebih baik,” katanya.
Menurut data DKP Kaltim, lalu lintas perdagangan rumput laut Kaltim untuk pasar domestik dan ekspor pada tahun 2021 sebesar 2.878 ton, pada tahun 2022 sebesar 6.722 ton, dan pada tahun 2023 (Januari-Juni) sebesar 4.698 ton.
Irma mengatakan, rumput laut Kaltim memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena memiliki banyak manfaat, baik sebagai bahan pangan, kosmetik, farmasi, maupun industri lainnya.
Lanjutnya, rumput laut juga mudah dijual karena permintaannya tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.
"Kami juga berencana untuk membangun gudang penyimpanan agar rumput laut yang sudah dikeringkan tidak rusak dan bisa dipasarkan dengan harga yang baik,” ujarnya.