Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) tengah mengusulkan empat potensi Desa Wisata Bahari (Dewi Bahari) yang merupakan inisiatif dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, sesuai dengan Permen KP Nomor 93 Tahun 2020.
"Program ini bertujuan untuk membangun kegiatan wisata bahari berbasis konservasi di beberapa desa wisata bahari di Kaltim," ujar Sub Koordinator Jasa Kelautan DKP Kaltim Vito Yuwono di Samarinda, Selasa.
Ia mengatakan beberapa desa wisata bahari yang telah diusulkan di Kaltim adalah Teluk Seribu dan Mangrove Center di Balikpapan, serta Payung-Payung di Maratua dan Teluk Semanting di Pulau Derawan, Kabupaten Berau.
"Dari usulan tersebut, hanya satu desa telah ditetapkan sebagai desa wisata bahari oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, yaitu Payung-Payung Maratua," katanya.
Sementara satu desa lainnya masih dalam proses pengusulan dan verifikasi oleh tim Kementerian Kelautan dan Perikanan dan BPPTK Balikpapan," kata Vito.
Dikemukakannya, proses verifikasi tersebut dilakukan berdasarkan kriteria yang tercantum dalam Permen KP 93, dengan potensi masing-masing desa menjadi faktor penentu dalam penetapan sebagai Desa 1, Desa 2, Desa 3, atau Desa 4.
Vito menambahkan, program ini melibatkan bantuan infrastruktur dan pemberdayaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa bimbingan teknis atau pelatihan, serta bantuan fisik seperti alat selam atau pos pemandu wisata.
"Partisipasi masyarakat, termasuk kelompok pengawas masyarakat perikanan, juga didorong untuk berkontribusi dalam pengembangan desa wisata bahari," katanya.
Ia menjelaskan Kaltim memiliki potensi pantai yang panjang mencapai 3.893,15 kilometer, sehingga menjadikannya sebagai potensi pengembangan destinasi wisata bahari yang berbasis konservasi yang menarik.
Menurutnya, meski potensinya besar, seleksi untuk masuk dalam program desa wisata bahari sangat ketat, hanya satu dari empat desa yang dapat masuk.
Dikemukakannya, desa wisata bahari tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan destinasi wisata wilayah pantai, tetapi juga untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam upaya konservasi dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.
"Diharapkan dengan sinergi antara program Kaltim dan program Kementerian Kelautan dan Perikanan, desa wisata bahari di Kaltim dapat menjadi unggulan dalam industri pariwisata di Indonesia," pungkas Vito.