Balikpapan (ANTARA) - Sistem kelistrikan Maloy, Kutai Timur yang selama ini terisolasi kini sudah tersambung dengan Sistem Mahakam. PLN sukses mengirim listrik ke konsumen tegangan tinggi (KTT) PT Kobexindo Cement pada tegangan 50 kilo Volt (kV).
”Ini langkah awal kami untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Maloy, baik untuk industri seperti PT Kobexindo Cement, atau pun untuk rumah tangga nantinya,” kata General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) Joshua Simanungkalit, Rabu.
PLN mulai memasok listrik ke Kobexindo Cement dengan pemberian tegangan (energize) pada Gardu Induk (GI) 150 kilo Volt (kV) Maloy, dan kemudian Extension 2 yang menuju ke Kobexindo di Kecamatan Kaliorang pada Selasa 26/6 pekan lalu. Proses energize tersebut berjalan lancar.
Menurut Simanungkalit, pembangunan infrastruktur kelistrikan ini adalah tindak lanjut dari Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) antara PT PLN (Persero) dengan PT Kobexindo Cement pada Oktober tahun 2021 lampau. Dalam perjanjian itu disebutkan, dimana PT Kobexindo membutuhkan daya sebesar 50 MW untuk menunjang operasional pabrik semen tersebut.
Dengan berhasilnya energize GI 150kV Maloy dan Extension 2 arah KTT PT Kobexindo Cement, pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Sangatta–Maloy juga akan terus dikejar penyelesaiannya.
“Kami akan terus perjuangkan,” kata Simanungkalit.
Sampai dengan Februari lampau, pembangunan SUTT Sangatta-Maloy mengalami hambatan di pembebasan lahan untuk tapak tower atau menara listrik. Hambatan pembebasan lahan itu mulai dari pemilik lahan tidak jelas atau tidak diketahui, ada pula yang tidak mau diganti rugi karena menganggap nilai lahannya lebih dari uang yang ditawarkan.
Ada juga dua perusahaan yang keberatan lahannya dilewati SUTT karena menganggap menara dan bentangan kabel listrik tegangan tinggi akan menghambat usaha mereka.