Jakarta (ANTARA Kaltim) - Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Kamis (21/11) melakukan kunjungan kerja ke Bank DKI Jakarta. Rombongan dipimpin Bahrid Buseng dengan anggota Iwan Santoso Lolang, Ismail, Siti Qomariah, Andarias P Sirenden, Windy Imelda, Abdurrahman Al Hasnie, Nicholas Pangeran dan Syarif Almahdali.
Tujuan dari kunjungan kerja ini dalam rangka sharing pemikiran dan diskusi tentang sistem dan kinerja bank daerah DKI Jakarta. Rombongan diterima direksi Bank DKI yang diketuai Direktur Operasional Martono Soeprapto.
DPRD Kaltim yang diwakili Bahrid Buseng menyampaikan ucapan terimakasih atas sambutan yang mereka terima.
‘‘Tujuan kami kemari karena bank DKI merupakan bank yang terbaik di Jakarta maupun di Indonesia,“ tuturnya.
Beroperasi dengan sistem yang baik ditambah perputaran uang dengan jumlah besar dengan lingkup yang juga luas menjadikan bank DKI tak hanya berstatus perusahaan daerah melainkan telah menjadi perseroan terbatas (PT). Pada pertemuan yang berlangsung penuh dengan nuansa keakraban, sejumlah anggota DPRD pun tak segan mengajukan pertanyaan terkait sistem kerja Bank DKI, proses operasioanl harian hingga proses perubahan Bank DKI dari perusda menjadi Perseroan Terbatas (PT).
“Bank DKI punya konsep global. Jadi tak hanya mementingkan jangkauan di Jakarta. Tetapi hingga pada daerah yang dianggap potensial. Saat ini Bank DKI sudah punya cabang di luar DKI seperti di Pekanbaru Riau dan Makassar,“ papar Martono.
Status sebagai bank terbaik daerah juga punya alasan. Hingga 30 September 2013, di saat sejumlah bank lain hanya mencetak pertumbuhan single digit atau di bawah 10 persen, pada periode tersebut, laba sebelum pajak Bank DKI melonjak 95,2 persen (year-on-year/YOY) menjadi Rp 615,6 miliar (konsolidasi-tidak diaudit).
Menurut Martono, peningkatan laba yang tinggi itu ditopang oleh pendapatan operasional yang meningkat di antaranya karena keberhasilan perseroan mendongkrak net interest margin (NIM) dari sebelumnya 5,5 persen menjadi 6,34 persen.
“Pertumbuhan laba kami juga didukung oleh pendapatan berbasis biaya yang meningkat dan efisiensi yang membaik,†tambahnya.
Menurut dia, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional Bank DKI terus membaik dari posisi akhir September 2012 tercatat 75,4 perseh menjadi 74,1 persen pada akhir September 2013.
Sedangkan dari sisi fee based income, terjadi peningkatan dari Rp 516 miliar menjadi Rp 600 miliar. “Jadi, naik Rp 84 miliar,†kata Martono. Eko mengatakan, peningkatan laba operasional itu tidak bisa dilepaskan dari pertumbuhan kredit hingga 33,6 persen dari Rp 13,36 triliun per September 2012, menjadi Rp 17,85 triliun per September 2013.
Usai sesi tanya jawab dan diskusi itu pemberian cendera mata oleh Direktur Operasional Bank DKI Jakarta kepada ketua rombongan jadi sesi selanjutnya.
“Kami mengucapkan terimakasih waktu dan sharing pada kesempatan ini. Saya yakin banyak pelajaran dan bekal positif untuk kami sampaikan pada pihak terkait di Kaltim, tentang apa saja yang sekiranya bisa bermanfaat untuk memajukan lagi dunia perbankan kaltim,“ kata Bahrid Buseng setelah menerima cendera mata. (Humas DPRD Kaltim/adv/yud/dhi/met)
Bank Daerah Harus Global
Jumat, 22 November 2013 9:20 WIB