Paser (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Tata (DPUTR) Kabupaten Paser telah menyusun perencanaan untuk penanganan drainase di Ibu Kota Kabupaten, Tanah Grogot yang merupakan salah satu penyebab banjir beberapa waktu lalu.
"Saat ini perencanaannya sudah 70 persen dan masih diverifikasi, " kata Kabid Cipta Karya DPUTR Asnawi, Kamis di Tanah Grogot.
Sebelumnya pada 21 April 2022, Ibu Kota Kabupaten Paser, Tanah Grogot tergenang banjir akibat hujan lebat. Sejumlah lokasi pemukiman warga terendam. Banjir tersebut dinilai terparah yang pernah terjadi di Kota Tanah Grogot.
Menurut Asnawi dari peninjauan tim di lapangan tempat terjadinya banjir, diperoleh rekomendasi yang dijadikan pedoman untuk penanganan drainase di tujuh titik.
"Kami akan melakukan normalisasi drainase di tujuh titik," katanya.
Tujuh lokasi drainase tersebut antara lain drainase di Jalan Ahmad Yani, Ahmad Dahlan, Modang, Urip Sumoharjo, Kartini, dan drainase di Gang Citra jalan Ahmad Yani menuju Anden Oko.
Dikemukakannya, ada empat titik drainase yang menjadi perhatian yakni di drainase di Jalan Ahmad Yani, Sudirman, Modang, dan Anden Oko, karena kondisinya sangat memprihatinkan.
Kondisi drainase di jalan Modang dan Sudirman terdapat penumpukan atau sedimentasi tanah. Kedua lokasi itu sedimentasinya cukup parah dibanding di tempat lainnya.
"Sedimentasi drainase di Jalan Sudirman cukup tebal sehingga tidak bisa menampung debit air saat hujan,” katanya.
Crossing drainase atau pembuatan drainase yang melintasi jalan, kata Asnawi, pernah dilakukan melalui Bantuan Keuangan Provinsi Kaltim pada tahun 2021 lalu.
Dia menjelaskan, saat ini kondisi Crossing drainase di Jalan Ahmad Yani menuju Senaken tidak berfungsi dikarenakan kiriman air dari arah Jone dan Balai Benih di Jalan Piere Tandean lebih besar, sehingga air tidak tertampung di drainase tersebut.
DPUTR Paser, kata dia, sangat hati-hati dalam mengatasi permasalahan sedimentasi drainase di daerah perkotaan agar penanganannya tepat sasaran dan efektif.
“Normalisasi drainase harus tepat. Misalnya ke mana air yang ditampung selain di ruas jalan Anden Oko. Kami harapkan air bisa diarahkan lengsung ke drainase besar di dekat SDN 002 Tanah Grogot. karena dari sana air langsung menuju sungai,” jelasnya.
Asnawi menambahkan, efektivitas penangangan drainase akan menjadi prinsip DPUTR dikarenakan anggaran yang tersedia cukup terbatas, hanya Rp4 miliar lebih.
“Jika perencanaan sudah selesai, selanjutnya proyeknya bisa dilelang dan normalisasi drainase bisa segera laksanakan,” kata Asnawi.