Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Pasangan Rabiatul Adawiyah dan Rahmadi, penjual kue khas Kalimantan yang dinamakan Bingka
Telur atau orang Kota Raja Tenggarong Kutai Kartanegara biasa menyebutnya dengan "Jajak
Jenderal Mabok", mengaku mampu meraup keuntungan sebesar Rp400 ribu per hari selama Ramadhan 1434 Hijriah.
"Kalau Ramadhan kami jualan kue untuk berbuka puasa ini, soalnya kalo
nasi kuning mungkin kurang cocok," ujar Rabiatul saat ditemui sedang
menjajakan "Jenderal Mabok"-nya di kawasan Pasar Tangga Arung jalan
Maduningrat depan Sentral Komputer, Senin (15/7) petang.
Meski demikian, sehari-hari di luar bulan puasa, warga Jalan Kartini gang 3
Tenggarong itu berdagang nasi kuning dan lontong sayur setiap pagi di
depan Balai Nikah KUA, Jalan Maduningrat Teggarong.
Menurut dia, memang sudah menjadi kebiasaan sebagaian besar Muslim di Kalimantan atau di Indonesia pada umumnya, berbuka puasa dengan aneka kue atau jajanan yang manis.
Kebiasaan warga tersebut, katanya, dimanfaatkannya untuk mencari keuntungan dengan menjual aneka kue untuk berbuka puasa, termasuk kue Bingka Telur atau "Jajak Jenderal Mabok" itu.
Keputusan banting setir dari jualan nasi kuning menjadi penjual kue "Jenderal Mabok" tersebut tak sia-sia, pasangan paruh baya tersebut mampu meraup keuntungan lebih selama Ramadhan ini.
Menurut dia, keuntungan jualan nasi kuning sebelum Ramadhan mulai Rp200 ribu sampai 300 ribu rupiah setiap harinya.
"Jualan kue ini di bulan puasa, Alhamdulillah kami bisa untung antara Rp400 ribu sampai Rp500 ribu sehari," ungkapnya.
Dikatakannya, dalam sehari Rabiatul mampu menjual 250 buah bingka telur-nya, dengan harga Rp 10 ribu per buah. Pembeli bisa memilih lima rasa kue legit dan manis tersebut yang dijajakannya, yaitu rasa tape, gula merah, kentang, gabin atau biskuit, serta rasa pandan.
"Tetapi yang paling dicari adalah yang rasa pandan karena merupakan rasa khas 'Jenderal Mabok'," katanya.
Ia menyebut, sesuai namanya bingka telur, maka bahan utamanya yaitu komposisinya lebih banyak didominasi telur dan gula.
Dalam sehari, Rabiatul mengaku menghabiskan 500 butir telur untuk membuat "Jenderal Mabok" itu.
Menurut Rabiatul, kue itu rasanya legit dan lembut di lidah serta manis, sehingga bisa sedikit terhanyut dengan rasanya ketika memasukkan kue ke mulut. Mungkin, karena hal tersebut orang-orang Tenggarong menamakannya dengan "Jenderal Mabok".
Kue "Jenderal Mabok" yang dijual pasangan Rabiatul dan Rahmadi di Pasar Tangga Arung tersebut biasanya sudah ludes terjual sebelum pukul 17.00 wita selama Ramadhan 1434 Hijriah. (*)
Penjual "Jenderal Mabok" Untung Rp400 Ribu Sehari
Selasa, 16 Juli 2013 12:28 WIB