Medan (ANTARA Kaltim) - Peserta lomba cipta puisi asal Kaltim yang bertanding di Medan, Sumatera Utara, dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) menargetkan masuk sepuluh besar.
"Kami bisa masuk 10 besar saja sudah cukup karena untuk memperoleh peringkat 1-3 sepertinya berlebihan. Apalagi anak kami yang berlomba ini masih pemula sehingga kegiatan ini merupakan pengalaman berharga," ujar Pelatih Lomba Cipta dan Baca Puisi FLS2N asal Kaltim Dra Anni Rufaida di Medan, Rabu.
Anni yang merupakan guru seni di SMAN 2 Samarinda ini melanjutkan, puisi yang diciptakan anak didiknya dan diikutkan dalam lomba tersebut berjudul "Menjaga Tradisi".
Puisi karya Yulya Puspita dari SMAN 2 Samarinda tersebut bercerita tentang warga Dayak yang tetap memiliki semangat menjaga tradisi dan budaya setempat.
Dia memiliki keyakinan anak asuhnya itu masuk nominasi saat pengumuman yang dilakukan pada Jumat malam (21/6), karena tema yang diangkat sesuai dengan keinginan dewan juri, yakni keberagaman, ini berarti masing-masing peserta harus kreatif dan memunculkan khas daerahnya.
Dia juga memiliki saran terhadap panitia FLS2N tingkat Kaltim untuk tahun berikutnya, yakni terkait pemilihan juri di cabang baca dan cipta puisi harus benar-benar dari para pelaku yang memiliki dasar kuat di bidangnya.
"Di Kaltim banyak orang yang kompeten menjadi juri baca dan cipta puisi, seperti Mugni Baharuddin, Hamdani, Wawan Timur, dan Misman, tetapi saat FLS2N Kaltim Mei lalu mereka tidak ada yang jadi juri. Saya lihat jurinya justru dari guru bahasa. Ke depan juri harus yang berkompeten," katanya.
Kompetensi juri di tingkat daerah, katanya, akan berkaitan erat dengan penilaian yang dilakukan oleh dewan juri di tingkat nasional, pasalnya dalam lomba baca dan cipta puisi bukan melulu pada pemilihan bahasa, tetapi sangat universal dan kadang subjektif sehingga kemampuan penguasaan terhadap bahasa saja tidak cukup untuk menjadi juri.
Dia juga mengatakan bahwa di cabang cipta puisi masih memiliki harapan untuk masuk 10 besar, sedangkan di cabang lomba baca puisi, peserta dari Kaltim atas nama Noviyanti Eka Prahana dari SMAN I Tenggarong sudah gugur karena banyak kelemahan yang ditampakkan saat lomba.
Ketika ditemui media ini usai turun panggung, Eka mengatakan, sebelum namanya dipanggil untuk tampil di panggung sudah mengalami gunjangan, badannya gemetar, berkeringat dingin, dan fisiknya seolah lemah. Dia merasa tidak tahu persis mengapa hal itu terjadi.
Bahkan gunjangan itu masih dia rasakan ketika sudah di atas panggung, rasa gugupnya semakin memuncak saat mulai membaca pusis sehingga semua kreativitas, ekspresi, dan intonasi suaranya tidak terkontrol, bahkan lidahnya seolah keluh ketika ingin mengucapkan kata dengan lantang. (*)
Cipta Puisi Kaltim Targetkan Masuk Sepuluh Besar
Rabu, 19 Juni 2013 23:27 WIB
Di Kaltim banyak orang yang kompeten menjadi juri baca dan cipta puisi, seperti Mugni Baharuddin, Hamdani, Wawan Timur, dan Misman, tetapi saat FLS2N Kaltim Mei lalu mereka tidak ada yang jadi juri