Penajam (ANTARA Kaltim) - Puluhan petani rumput laut di Kelurahan Saloloang dan Kelurahan Pejala, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, terpaksa harus alih profesi sebagai nelayan atau petani sawah karena sejak setahun terakhir harga rumput laut terus menurun.
Salah seorang petani rumput laut Kelurahan Saloloang, Mappatutu, Kamis, mengatakan, harga rumput laut yang awalnya mencapai Rp9.000 per kg turun menjadi Rp5.000 per kg, sehingga petani rugi bila harus menanam rumput laut.
Ia mengatakan pada awalnya puluhan warga menggeluti profesi sebagai petani rumput laut. Namun setahun terakhir berlahan-lahan pekerjaan menanam rumput laut mulai ditinggalkan, karena tidak lagi memberikan keuntungan seperti sebelumnya.
"Sebelumnya para petani rumput laut bisa menikmati hasilnya karena harga mencapai Rp9.000 per kg. Tapi semenjak harganya turun menjadi Rp5.000 per kg, puluhan warga berhenti menjadi petani rumput laut. Karena pasti rugi kalau menanam rumput laut," jelasnya.
Mappatutu menyatakan, sebelumnya para petani masih bisa menikmati keuntungan sekali melakukan panen, karena penghasilan dari menjual rumput laut masih bisa menutupi biaya yang dikeluarkan, pasalnya keuntungan yang didapat cukup besar.
Namun, ujarnya, sejak harga rumput laut turun para petani mengalami kerugian. Untuk satu bentang tali dengan panjang 25 meter hanya mampu memproduksi 3 kg rumput laut kering, sementara untuk upah mengikat bibit rumput laut mencapai Rp5.000 per bentang.
"Dengan harga Rp9.000 per kg masih ada keuntungan. Tapi kalau harga Rp5.000 per kg jelas rugi karena belum lagi ongkos yang lain selama menanam rumput laut," ujar Mappatutu.
Selama ini sejumlah pembeli rumput laut yang biasa disebut tengkulak, diakuinya, mendatangi warga untuk menanam kembali rumput laut. Namun, masyarakat enggan lagi menanam karena dinilai hanya akan mengalami kerugian.
Para tengkulak tersebut, kata Mappatutu, membujuk pada saat masyarakat belum menanam rumput laut, dengan mengatakan harganya akan naik pada saat panen nanti.
"Tapi pada saat kami panen pembeli hanya mengatakan bahwa harga turun. Jadi kami tidak mau dibohongi lagi. Makanya lebih baik berhenti saja menjadi petani rumput laut," ucapnya.
Mappatutu mengaku, sebelumnya sempat memiliki 500 bentang tali untuk rumput laut, namun sekarang talinya hanya disimpan saja.
Mengenai petani rumput laut yang lain, sebagian alih profesi kembali sebagai nelayan dan menggarap sawah mereka.
Namun, kondisi berbeda dengan petani rumput laut di Kelurahan Nipahnipah. Meski harga rumput laut sempat turun Rp5.000 per kg. Namun, para petani rimput laut tetap menggeluti profesinya.
Apalagi harga rumput laut saat ini kembali normal karena mencapai Rp9.000 per kg. Seperti yang diutarakan Herman, meski harga rumput laut sempat turun namun tetap menanam rumput laut.
Bahkan pada saat harganya mencapai Rp5.000 per kg, dirinya hanya menampung rumput laut keringnya sampai menunggu harga kembali stabil.
"Saya sempat menampung 600 kg. Tapi waktu harga naik Rp8.000 per kg saya langsung jual, padahal ternyata masih naik tembus Rp 9.000 per kg," ucapnya.
Herman menyatakan, meski harga turun Rp5.000 per kg para petani tetap mendapat keuntungan meskipun kecil. Karena ongkos untuk memasang bibit juga diturunkan.
"Kami berharap harga rumput laut tidak turun tapi tetap stabil seperti saat ini," ujarnya. (*)
Puluhan Petani Rumput Laut di PPU Alih Profesi
Kamis, 6 Juni 2013 18:24 WIB
Dengan harga Rp9.000 per kg masih ada keuntungan. Tapi kalau harga Rp5.000 per kg jelas rugi karena belum lagi ongkos yang lain selama menanam rumput laut