Samarinda (ANTARA Kaltim) – Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak membuka pameran buku dengan tema Pesta Kalimantan Timur Sejuta Buku di halaman Badan Perpustakaan Provinsi Kaltim di Samarinda, guna memperingati Hari Perpustakaan Nasional ke- 33.
“Dalam membangun daerah, Pemprov Kaltim telah menetapkan beberapa program unggulan, di antaranya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perpustakaan,†ucap Awang Faroek saat membuka Pesta Kalimantan Timur Sejuta Buku di Samarinda, Jumat.
Peran Badan Perpustakaan Kaltim, lanjutnya, sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM karena badan ini turut berperan aktif meminimalisir jumlah warga buta aksara melalui program yang digulirkan setiap tahun, di samping Dinas Pendidikan yang juga melakukan hal yang sama.
Sampai saat ini, jumlah warga yang melek huruf di Kaltim sudah 97,6 persen sehingga tinggal sedikit lagi dilakukan penanganan. Diharapkan pada 2014 sudah tidak ada lagi warga Kaltim yang buta aksara karena banyak program yang dilakukan untuk mengatasinya.
Dia juga mengatakan bahwa gerakan Kaltim Membaca harus dijalankan semua warga, bukan hanya instansi yang terkait saja, tetapi banyak lintas sektor yang harus terlibat, termasuk masyarakat harus turut melakukannya.
Kebiasaan membaca, katanya, merupakan hal yang positif dilakukan karena akan mampu mencerdasakan bangsa secara disadarai tidak disadari.
Dia mencontohkan, penduduk Jepang merupakan warga yang gemar membaca, ketika ada waktu luang di sela-sela kesibukannya, mereka selalu menggunakan waktu yang ada untuk membaca buku sehingga negara itu mengalami pertumbuhan lebih cepat dan lebih maju.
Terkait dengan peningkatan mutu pendidikan, dalam lima tahun terakhir pihaknya telah melakukan berbagai upaya, di antaranya sekitar 150.000 pelajar dan mahasiswa di Kaltim yang mendapat beasiswa serta stimulan dari pemerintah setempat.
Jumlah penerima beasiswa sebesar itu diperoleh dari tiap tahun rata-rata Pemprov Kaltim mengucurkan anggaran ratusan miliar rupiah yang diberikan kepada sekitar 30.000 pelajar dan mahasiswa.
Sebagian dari penerima beasiswa itu sekarang sudah bekerja dan mengabdi untuk Kaltim. Itu berarti investasi jangka panjang bidang pendidikan sudah mulai dirasakan.
Usai membuka pameran buku tersebut, Gubernur Kaltim kemudian didaulat memecahkan Gentong Kebodohan yang disiapkan panitia di sisi kanan panggung.
Gentong tersebut diibaratkan orang yang malas membaca, sehingga dengan pecahnya gentong itu, maka terbukalah pikiran manusia dan akan rajin membaca yang pada akhirnya akan memiliki wawasan dan pengetahuan luas.
Usai memcahkan Gentong Kebodohan, gubernur kemudian memasukkan buku di lemari Wakaf Buku. Gerakan ini kemudian diikuti sejumlah pejabat dari berbagai instansi dan lembaga yang turut serta mewakafkan berbagai buku dari lembaga masing-mnasing.
Selanjut, gubernur bersama rombongan mengunjungi gerai pameran buku yang diikuti 153 penerbit tersebut. Gubernur juga sempat menguji pemanfaatan Al-Quran Elektronik di salah satu gerai pameran.(*)