Bengaluru (ANTARA) - Emas relatif stabil pada perdagangan Rabu pagi di sesi Asia, karena investor menunggu data inflasi AS dan risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve untuk petunjuk kapan bank sentral akan mulai menarik stimulus pandemi.
Emas di pasar spot diperdagangkan datar di 1.760,46 dolar AS per ounce pada pukul 00.15 GMT. Sementara emas berjangka AS naik tipis 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.761,20 dolar AS per ounce.
Tiga pembuat kebijakan Fed mengatakan pada Selasa (12/10/2021) ekonomi telah cukup pulih bagi bank sentral untuk mulai menarik dukungan era krisisnya, memperkuat ekspektasi The Fed akan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan secepatnya bulan depan.
Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, yang diterjemahkan menjadi peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak membayar bunga.
Ketika tekanan inflasi meningkat di seluruh dunia, pasar-pasar uang maju cepat dengan penetapan perkiraan kenaikan suku bunga yang agresif, dalam kebanyakan kasus bertaruh bahwa kebijakan akan diperketat jauh lebih cepat dan pada laju yang jauh lebih cepat daripada yang ditunjukkan oleh penentu suku bunga.
Gangguan rantai pasokan yang terus-menerus dan tekanan inflasi menghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi COVID-19, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan saat memangkas prospek pertumbuhan untuk Amerika Serikat dan kekuatan industri utama lainnya.
Jumlah orang Amerika yang secara sukarela berhenti dari pekerjaan mereka melonjak ke rekor tertinggi pada Agustus dan ada lebih dari 10 juta lowongan, menunjuk pengetatan pasar tenaga kerja.
Logam mulia lainnya, perak di pasar spot naik 0,1 persen menjadi 22,54 dolar AS per ounce, sementara platinum turun 0,1 persen menjadi 1.006,05 dolar AS per ounce.
Emas stabil di Asia, tunggu data inflasi AS untuk isyarat tapering
Rabu, 13 Oktober 2021 9:07 WIB