Sangatta (ANTARA Kaltim) - Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) sampai saat ini belum menemukan nakhoda kapal kayu bernama Khaeruddin (40 tahun), asal Palu, Sulawesi Tengah, yang dilaporkan hilang sejak 31 Januari 2013 di Perairan Manubar, Kalimantan Timur.
"Operasi pencarian korban yang melibatkan Tim SAR Gabungan diterjunkan ke lokasi titik kordinat di Tanjung Mangkaliat Kutai Timur, namun sejauh ini belum ada hasilnya," kata Koordinator Pos SAR Sangatta Kutai Timur, Bongga Losong, Selasa.
Menurut Bongga Losong, kegiatan operasi musibah hilangnya nakhoda kapal yang memiliki panjang 15 meter dan lebar 3 meter tinggi 4 meter dengan bobot 3 ton, melibatkan unsur Rescue Pos SAR Sangatta, Pos TNI Lanal Manubar, Polair, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur serta dibantu masyarakat sekitar.
Menurut Bongga Losong yang akrab dipanggil Alex, menyebutkan, tim SAR gabungan sudah berhari-hari telah melakukan berbagai upaya bersama masyarakat setempat untuk bisa menemukan korban nakhoda kapal pembawa sembako di Perairan Manubar, Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur.
Sudah berbagai upaya dilakukan untuk menemukan korban, namun karena tim SAR belum berhasil, maka sejak beberapa hari lalu pencarian korban dihentikan dan semua unsur dikembalikan ke tempat masing-masing sambil menunggu informasi dari masyarakat sekitar.
Pos SAR Sangatta terjun ke lokasi setelah mendapat perintah dari SAR Balikpapan setelah sebelumnya mendapat kabar dari SAR Palu Sulawesi Tengah.
Kantor SAR Palu menyerahkan ke SAR Balikpapan karena titik lokasi musibah masuk dalam wilayah SAR Kaltim.
Karena Mangkaliat masuk dalam wilayah kerja SAR Pos Sangatta, sehingga segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pencarian yang hasilnya masih nihil.
"Lokasi musibah hilangnya korban pada koordinat 00.38"00"N-11909"40"E di Perairan Mangkaliat. Saat kejadian tinggi gelombang mencapai 3 meter," kata Alex, seperti diceritakan rekan korban.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur H Zainuddin Aspar, saat dikonfirmasi membenarkan musibah hilangnya seorang juragan kapal/nakhoda bernama Khaeruddin di Perairan Sulawesi tepatnya antara Palu Tengah dengan Mangkaliat, Kutai Timur.
Saat berlayar mereka empat orang, yakni Khaeruddin nahkoda/juragam juga sebagai pemilik kapal, kemudian adik korban Andi, dan dua kru masing-masing bernama Acon dan Bejo.
Mereka meninggalkan Palu, Sulawesi Tengah, dengan rencana tujuan Manubar, Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, untuk berdagang di pasar malam keliling.
Namun setelah 8 jam berjalanan korban Khaeruddin ingin buang air ke belakang kapal kemudian meminta adiknya mengemudikan kapal motor tersebut.
Rekan-rekan heran, sebab sudah satu jam juragan tidak muncul-muncul kemudian mereka mencari ke kamar tidur dan di beberapa tempat tidak ada.
Salah satu di antara mereka masuk ke WC dan melihat lantai MC yang terbuat dari kayu yang sudah lapuk jebol,sehingga diperkirakan korban terjatuh dari WC kapal karena lantai jebol. (*)