Sangatta (ANTARA Kaltim) - Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mengaku masih kesulitan menerapkan proses belajar mengajar bagi anak didiknya, karena kekurangan guru.
"Kami masih kekurangan guru mengajar sebanyak 13 orang sehingga rata-rata setiap guru harus merangkap mengajar murid pada beberapa bidang lain, seperti guru Agama Islam dan guru Tunagrahta," kata Kepala Sekolah SLBN Sangatta Haristo Mappa, Selasa.
Menurut Haristo Mappa proses belajar mengajar di SLBN yang terletak di Jalan Kampung Bomban, Sangatta Utara, itu belum optimal, karena terhambat dengan jumlah guru, akibatnya beberapa guru yang ada terpaksa menjadi pengajar rangkap.
"Termasuk saya sebagai kepala sekolah. Tapi itu harus kami lakukan, untuk memberikan pendidikan anak-anak secara baik," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa tiga belas guru yang dibutuhkan untuk mengajar di SLBN Sangatta masing-masing, untuk tuna netra satu orang, tuna rungu tiga orang, tunagrahita dan ausdit lima orang. Kemudian untuk guru tuna daksa satu orang, olahraga satu orang dan guru untuk seni musik satu orang serta guru untuk mengajar seni lukis juga satu orang.
Semnentara guru yang ada saat ini sebanyak 12 orang masing-masing dua orang Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk Kepala Sekolah, kemudian guru tenaga honor sebanyak empat orang, tata usaha satu orang kemudian empat orang guru relawan yang berasal dari orang tua murid sendiri.
"Kekurangan guru pada SLB ini sudah kami usulkan ke Dinas Pendidikan Kutai Timur, dan sudah dijanjikan jika ada penerimaan guru akan diprioritaskan. Ya mudah-mudahan tahun ini terealisasi"kata dia menambahkan.
Saat ini jumlah murid SLB sebanyak 53 orang, terdiri dari tuna netra dua orang, tuna grahita 31 orang, tuna rungu 12 orang, tuna daksa dua orang serta Osis dua orang.
Selain kekurangan guru, fasilitas penunjang juga sangat kurang, sehingga bakat-bakat mereka tidak didukung,meskipun mereka memiliki kelebihan yang seharusnya ditangani guru khusus, katanya.
Dikatakan Haristo Mappa yang juga menjadi Ketua RT 17 Gang Mujur Jaya Sangatta Utara ini, kurangnya guru sangat berdampak kurangnya pengembangan bakat anak-anak terutama bidang-bidang tertentu seperti seni lukis, seni musik dan agama.
Mereka rata-rata memiliki kemampuan yang baik, bahkan beberapa diantaranya bakat music dan bakat lukis sangat baik dan inilah yang menjadi kebanggaan kami sebagai pengajar, yang jika dibina serius akan mampu berbuat seperti anak-anak normal lainnya.
"Kami sangat yakin, kalau guru cukup dan didukung fasilitas yang memadai, anak-anak lulusan SLB akan mampu berbuat sesuatu baik untuk dirinya maupun untuk keluarga dan lingkungan masyarakat sekitarnya," katanya(*)
Kutai Timur Kekurangan Guru Sekolah Luar Biasa
Selasa, 5 Februari 2013 12:13 WIB