Penajam (ANTARA Kaltim) - Sembilan pelat besi pintu air di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kaltim dicuri untuk dijual sebagai besi tua.
Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara, Sutiman, Kamis (8/11) menjelaskan, pembangunan pintu air di sejumlah irigasi di Kecamatan Babulu dilakukan Dinas PU Provinsi Kaltim beberapa tahun lalu.
"Tapi karena kurang pengawasan, pelat besi pintu air itu hilang dicuri orang. Makanya kondisi irigasi di Babulu banyak yang tidak memiliki pintu air," jelasnya.
Sutiman menegaskan, hal ini tidak perlu terjadi bila ada pengawasan yang dilakukan para petani terutama petani yang mengelola air itu. Karena salah satu tugas mereka adalah melakukan pengawasan terhadap irigasi termasuk pintu air.
Sebelumnya masyarakat Desa Sumber Sari, Babulu meminta untuk dibangunkan pintu air irigasi.
Sutiman menyatakan, program tersebut seharusnya diusulkan untuk masuk di provinsi. Namun, bila program itu tidak bisa dilaksanakan provinsi, maka bisa diajukan untuk dianggarkan melalui APBD PPU.
"Usulkan dulu kepada provinsi, kalau mereka tidak bisa anggarkan, maka langkah selanjutnya biar dianggarkan di APBD PPU. Karena bagi petani pintu air itu kan sangat dibutuhkan," tegasnya.
Kepala Desa Sumber Sari, Kecamatan Babulu, Asef Suryana, mengusulkan 8 pintu air irigasi di wilayahnya. Karena selama ini, tanpa pintu air irigasi cukup mengkhawatirkan para petani, karena bila musim hujan sawah mereka akan banjir sementara bila musim kemarau terjadi kekeringan.
"Sawah petani di sini sering banjir kalau musim hujan. Apalagi kalau air pasang sudah pasti banjir. Karena irigasi ini kan langsung dengan Sungai Talake, Paser," jelasnya.
Menurut Asef, bila ada pintu air, maka bisa digunakan untuk menahan air agar tidak merendam sawah petani saat musim hujan dan air pasang.
Selain itu bila musim kering lanjutnya, maka pintu air itu bisa dibuka mengalirkan air yang ditampung dan warga tetap bisa bertani. Apalagi selama ini, para petani di wilayahnya hanya bisa menanam sekali dalam setahun.
"Dengan adanya pintu air ini petani di Desa Sumber Sari dapat melakukan dua kali musim tanam dalam setahun," ujarnya. (*)