Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Pemerintah Kota Balikpapan Kalimantan Timur membuat peta kawasan lahan kritis dan kawasan rawan bencana di kota itu.
"Konsultan pemenang lelang tersebut sudah bekerja. Setelah lebaran kami akan mengetahui secara lebih jelas kawasan rawan bencana, mulai dari bencana alam seperti tanah longsor, banjir, hingga bencana akibat kelalaian manusia seperti kebakaran," kata Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Balikpapan Erwin Ardiansyah di Balai Kota Balikpapan, Senin.
Peta yang dibuat konsultan tersebut akan berbasis kelurahan. Peta itu akan menjadi acuan bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Balikpapan untuk menyusun program pemulihan.
BLH sendiri akan menggunakan peta-peta tersebut untuk membuat program pencegahan, terutama yang berkenaan dengan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran (BPBK) juga akan menjadi pengguna peta tersebut.
Konsultan juga akan memberikan saran-saran dalam pencegahan bencana berdasarkan kelurahan dan jenis bencananya.
Disebutkan oleh Ardiansyah, Pemkot sebetulnya juga sudah memiliki data tentang 53 kawasan rawan dan kritis di Balikpapan. Data itu himpun dari kelurahan dan kecamatan.
"Kami akan sinkronkan dengan hasil pemetaan konsultan," jelas Ardiansyah.
Kondisi Balikpapan berbukit-bukit, dan sebagian bukit yang tidak jauh dari pantai adalah bukit-bukit pasir yang rapuh sehingga rawan longsor.
Dalam beberapa kesempatan, Wali Kota Rizal Effendi mengakui, di masa lalu bukit-bukit pasir di Telaga Sari atau Pasir Ridge hingga kaki Bukit Kemendur di depan Pelabuhan Semayang tidak menjadi ancaman karena tidak ada yang tinggal di sana.
Namun kemudian, karena tekanan penduduk, sebagian warga Kota Minyak membangun rumah di tempat yang seharusnya tidak boleh dibangun apapun.
Demikian pula dengan bencana banjir. Kawasan Damai dulu aman sentosa, namun kini penduduk di situ selalu cemas kala mendung menggayut di langit karena perbukitan di atas Damai, mulai dari kawasan Bukit Damai Indah, Perumahan Rengganis, rawa-rawa besar di Balikpapan Baru hingga Kampung Timur, dan terus sampai ke Sepinggan Pratama dan Bhumi Nirwana terus ke bukit-bukit di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, sudah berubah fungsinya.
"Dulu, seingat saya, pemerintah melarang membangun di kawasan dimulai dari Pasar Buton sampai Damai sana," kenang Hendri Kurniawan, warga senior Balikpapan.
Kawasan itu sudah berubah menjadi perumahan dan berbagai fungsi lain yang memang juga diperlukan kota. (*)
Balikpapan Buat Peta Kawasan Rawan Bencana
Senin, 16 Juli 2012 13:06 WIB