Balikpapan (ANTARA) - Pemkot Balikpapan kembali memasukkan rencana membangun pasar induk pada prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2021-2025.
“Kita perlu pasar induk antara lain untuk menekan inflasi, mengurai kemacetan,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan Arzaedi Rachman, Minggu.
Di masa Wali Kota Imdaad Hamid sudah pernah dikerjakan pembangunan pasar induk di lahan di Jalan Projakal, Balikpapan Utara, bersisian dengan Rumah Potong Hewan. Namun kemudian pembangunan tidak dilanjutkan karena sejumlah masalah.
“Nah sekarang kita tengah mengkaji lokasi untuk pasar itu. Apakah masih di Balikpapan Utara atau di Balikpapan Timur,” lanjut Rachman.
Di Balikpapan Timur juga tengah dicari lokasi tepatnya untuk pasar tersebut sekiranya nanti memang ingin dibangun di kawasan itu. Diperlukan lahan dengan luasan tidak kurang dari 2 hektare.
Menurut Rachman, kajiannya akan komprehensif sehingga kelak ketika pasarnya sudah jadi tidak lagi jadi mubazir atau tidak berfungsi seperti seharusnya. Di pasar induk nanti akan ada fasilitas pendukung seperti gudang bagi distributor.
Pasar induk adalah pasar yang memasok barang dagangan untuk pasar-pasar lainnya di dalam suatu wilayah. Di Balikpapan saat ini, sebagian fungsi itu dijalankan Pasar Pandansari di Balikpapan Barat.
Karena itu, pasokan barang dari daerah penghasil, seperti sayur-mayur, buah-buahan, bumbu-bumbu, ikan, ayam dan daging, telur, dibongkar di pasar induk. Kemudian para pedagang dari lain-lain pasar membeli di pasar induk untuk dijual lagi di pasar tempatnya berdagang.
Kebutuhan untuk memiliki pasar induk juga dipicu perhitungan jumlah penduduk Balikpapan yang akan bertambah secara signifikan begitu proyek Ibu Kota baru Negara (IKN) dimulai pada 2021. Pertambahan jumlah penduduk memerlukan pasokan pangan yang bertambah pula.
Saat ini Balikpapan memiliki 8 pasar besar, yaitu Pasar Pandansari, Pasar Klandasan, Pasar Damai, Pasar Sepinggan, Pasar Manggar, Pasar Teritip, Pasar Butun, dan Pasar Rapak, dan sejumlah pasar-pasar lingkungan.