Kukar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) di Kalimantan Timur menjalankan Gerakan Keluarga Peduli Pencegahan dan Atasi Stunting (RaGaPanTas) untuk mencegah kekurangan gizi kronis yang mengganggu pertumbuhan sehingga mengakibatkan kekerdilan pada anak.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara dr. Aulia Rahman Basri ketika dihubungi dari Tenggarong, mengatakan bahwa gerakan tersebut melibatkan seluruh unsur dalam masyarakat.
"Kini saatnya kita mempersiapkan serius dengan melibatkan peran serta seluruh lapisan termasuk warga masyarakat melalui program RaGaPanTas yang rencananya diluncurkan pada 12 November 2019, persis pada peringatan Hari Kesehatan," kata dr. Aulia.
Ia menjelaskan bahwa prevalensi kasus stunting atau kekerdilan pada anak di Kutai Kartanegara saat ini pada kisaran 19,1 persen, di bawah angka nasional sekitar 27 persen pada 2019.
RaGaPanTas, ia melanjutkan, akan mendorong keluarga terlibat aktif memantau pertumbuhan anak di lingkungan mereka, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, serta memastikan pemenuhan kebutuhan gizi mereka.
"Perbaiki perilaku hidup keluarga dengan meningkatkan kepedulian keluarga terhadap pertumbuhan anak-anak dengan selalu memperhatikan atau melihat pertumbuhan anak dengan cara mengukur tinggi badan dengan perbandingan umur anak," katanya.
Ia mengatakan bahwa kebanyakan orang tua dan keluarga kurang menyadari pentingnya pemantauan tinggi badan anak sejak usia anak di bawah dua tahun (baduta).
Pemantauan pemenuhan kebutuhan gizi dan tinggi badan anak sejak usia dua tahun memungkinkan pendeteksian indikasi masalah gizi sejak dini sekaligus intervensi gizi sejak dini.
"Intervensi terhadap kasus stunting pada baduta selama ini dianggap jauh lebih mudah dan sangat besar peluangnya untuk kembali normal dibanding untuk anak balita yang dirasakan lebih sulit, di samping adanya perhatian terhadap asupan gizi dan kemungkinan adanya penyakit kronss," kata Aulia.