Tenggarong, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar), Kalimantan Timur, memberikan pelatihan tata boga sekaligus memberikan bantuan peralatan memasak, ditambah bahan makanan bagi keluarga berisiko stunting.
"Pelatihan keterampilan sekaligus pemberian bantuan ini menjadi langkah strategis karena sangat bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan memasak bagi ibu-ibu dan anggota keluarga yang berisiko stunting," ujar Bupati Kukar Edi Damansyah di Tenggarong, Selasa.
Penekanan stunting terus dilakukan meski prevalensi stunting di Kukar masih yang terendah dari semua kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), ini karena bupati ingin stunting di Kukar turun setidaknya menjadi 14 persen pada 2024.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di akhir 2023, prevalensi stunting di Kukar berada di posisi pertama dengan prevalensi 17,6 persen, turun 9,5 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 27,1 persen.
Posisi kedua adalah Kota Balikpapan sebesar 21,6 persen, Kabupaten Kutai Barat 22 persen, Kabupaten Paser 22,4 persen, Kabupaten Berau 23 persen, Kota Samarinda 24,4 persen, Kabupaten Penajam Paser Utara 24,6 persen, Kota Bontang 27,4 persen, dan Kabupaten Kutai Timur dengan prevalensi 29 persen atau paling tinggi.
Bupati melanjutkan, melalui pelatihan ini, maka peserta akan mendapatkan pengetahuan tentang cara memanfaatkan bahan makanan dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan makanan yang bergizi dan sehat sehingga bisa mengatasi stunting.
Dalam kesempatan itu, Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar Hero Suprayetno mengatakan kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Kesehatan dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kukar.
Sasarannya merupakan keluarga yang berisiko stunting, dengan harapan agar mereka dapat memproduksi makanan bergizi agar anak-anaknya terhindar dari stunting, apalagi kegiatan ini juga dirangkai dengan konseling untuk pendampingan keluarga berisiko stunting.
"Kami arahkan pelatihan ini tidak hanya mengajarkan teknik memasak, tetapi juga untuk meningkatkan pemahaman kepada peserta mengenai pentingnya gizi seimbang dalam konsumsi makanan sehari-hari, sehingga anak yang akan dilahirkan terbebas dari risiko stunting," ujarnya.