Samarinda (ANTARA) - Produksi industri pengolahan besar dan sedang pada triwulan II-2019 di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami kenaikan sebesar 15,85 persen (y-o-y), menggambarkan bahwa perkembangan ekonominya mengalami pertumbuhan positif.
"Jika secara tahunan naik, produksi industri pengolahan besar dan sedang pada triwulan II-2019 ketimbang triwulan sebelumnya juga mengalami kenaikan, yakni naik 4,02 persen (q-to-q)," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim Atqo Mardiyanto di Samarinda Senin.
Dilihat rincian produksi secara y-o-y adalah untuk industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 33,41 persen, kemudian industri alat angkutan lainnya naik 2,21 persen, namun untuk industri makanan justru mengalami penurunan hingga minus 2,95 persen.
"Produk lain yang juga mengalami penurunan dalam periode ini adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus, tidak termasuk furnitur dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya, turun 24,68 persen," katanya.
Untuk produksi industri pengolahan besar dan sedang secara q-to-q yang naik sebesar 4,02 persen itu, rinciannya adalah industri bahan kimia dan varang dari bahan kimia naik sebesar 19,25 persen, industri alat angkutan lainnya terjadi kenaikan tipis yang hanya 1,03 persen.
Sementara untuk dua jenis usaha lainnya justru mengalami penurunan, yakni industri makanan yang turun 15,10 persen, kemudian industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya turun 25,11 persen.
Ia juga mengatakan bahwa untuk pertumbuhan produksi industri pengolahan mikro dan kecil pada triwulan II-2019 mengalami kenaikan sebesar 4,11 persen (y-on-y) terhadap triwulan II-2018.
Industri pengolahan mikro dan kecil yang mengalami kenaikan tertinggi adalah industri pakaian jadi dengan kenaikan 10,74 persen, industri barang-barang logam, bukan mesin, dan peralatannya naik 9,04 persen.
Kemudian industri tekstil terjadi kenaikan 7,77 persen, industri barang galian bukan logam naik 3,78 persen, industri pengolahan lainnya naik 3,57 persen, industri farmasi, obat, dan obat tradisional naik 1,33 persen, industri minuman naik 0,50 persen, industri makanan naik 0,12 persen.
Sedangkan industri pengolahan mikro dan kecil yang mengalami penurunan antara lain industri kayu, barang dari kayu dan gabus, anyaman turun 0,82 persen, industri alat angkutan lainnya turun 2,61 persen.
"Kemudian jasa reparasi, pemasangan mesin, dan peralatan terjadi penurunan 6,06 persen, industri furnitur turun 6,69 persen, industri percetakan dan reproduksi media rekaman turun 24,66 persen," kata Atqo.