Samarinda (ANTARA) - Prajurit perbatasan yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Malaysia dari Yonif Raider 600/Modang juga mampu berperan menjadi guru sekaligus menanamkan nilai-nilai kebangsaan.
"Kebetulan sekarang masuk tahun ajaran baru. Selain ada siswa baru, siswa lain juga mulai masuk sekolah setelah libur panjang. Adanya prajurit yang turut mewarnai pola belajar mengajar ini juga menjadi semangat baru siswa," ujar Kapenrem 091/Aji Surya Natakusuma Kapten Arh Asrul Aziz di Samarinda, Minggu.
Prajurit yang turut membangun karakter anak bangsa sejak usia dini itu diantaranya dilakukan di SDN 01 Tabur Lestari, Desa Simanggaris Lama, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Komandan Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang Mayor Inf Ronald Wahyudi mengatakan, personel Satgas Pamtas ini bekerja sama dengan pihak sekolah untuk dapat ikut serta membangun mental dan karakter, termasuk menularkan ilmu pengetahuan bagi anak-anak di perbatasan Indonesia.
"Tujuan para personel Satgas Pamtas ini adalah ingin menumbuhkan rasa cinta dan kesadaran untuk mengikuti program pemerintah, yaitu wajib belajar 9 tahun dengan harapan memiliki masa depan yang cerah. Anak-anak sangat antusias mengikuti pelajaran dari prajurit," katanya.
Ia menjelaskan bahwa materi yang diberikan di antaranya membaca, menulis, menghitung, dan pemahaman Pancasila sejak dini. Diharapkan pemahaman nilai-nilai dalam Pancasila yang diberikan sejak usia dini, maka hingga dewasa mendatang mereka akan tetap saling menghargai kepada sesama.
Ia meyakinkan para prajurit yang merangkap memberikan pendidikan kepada siswa tersebut sudah kompeten layaknya guru pada umumnya, karena sebelumnya para prajurit tersebut mendapat pembekalan dan penataran dari Kemendikbud Pusat yang diselenggarakan di Home Base sebelum terjun ke daerah operasi.
"Setelah mengikuti pelatihan dari Kemendikbud, saya pastikan seluruh Prajurit Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang menguasai kemampuan dasar sebagai tenaga pendidik apabila diperlukan di tempat mereka bertugas. Sekarang ternyata diperlukan, sehingga ilmu yang dipelajari selama ini langsung bisa dirasakan anak-anak di perbatasan," katanya.
Ronald juga mengatakan bahwa kepala sekolah dan guru-guru di SD tersebut mengaku senang dan berterima kasih dengan prajurit yang bersedia membantu mereka, karena kehadiran prajurit di sekolah juga menciptakan warna baru dan mampu mengobarkan semangat siswa dalam belajar.