Samarinda (ANTARA) - Satu anak bernama Natasya Aprelia Dewi (12), di Kota Samarinda, Kalimantan Timur menjadi korban meninggal dunia di lubang bekas galian tambang batubara, di dekat tempat tinggalnya di Kecamatan Palaran, Samarinda, pada peristiwa Rabu dinihari (29/5).
Natasya merupakan siswa kelas IV SD di Simpang Pasir, Palaran, Samarinda, dan dikabarkan tenggelam di bekas galian tambang batu bara, saat bermain dengan teman- temannya usai makan sahur.
Kapolsek Palaran Kompol Raden Sigit Satrio Hutomo kepada awak media di Samarinda, Kamis, mengatakan berdasarkan keterangan sejumlah saksi di tempat kejadian saat itu korban bermain bersama temannya, di pinggir kolam bekas tambang batubara di Jalan Kebon Agung, Simpang Pasir, Palaran.
"Saat bermain dengan teman- temannya, Korban terpeleset, dan akhirnya jatuh ke dalam kolam," kata Sigit.
Menurut Sigit, korban tenggelam kesekian puluh orang di Kaktim selama ini, sempat mendapatkan pertolongan dari warga sekitar dan berhasil diselamatkan dari kolam tersebut.
"Namun ketika dibawa ke Rumah Sakit Korban menghembus nafas terakhirnya," jelasnya.
Sementara itu Supari Warga sekitar, menegaskan bahwa kolam besar di dekat pemukiman warga tersebut merupakan bekas galian tambang perusahaan yang sudah tidak beroperasi lagi.
"Sebelumnya sudah sempat ada inisiatif dari warga untuk menutup lubang tersebut, namun belum sempat terealisasi sudah ada korban," jelasnya.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Provinsi Kalimantan Timur, Pradarma Rupang menyesalkan kejadian tersebut, dan berharap pihak penegak hukum dan pemerintah segera turun tangan.
"Ini sudah korban kesekian kalinya anak meninggal di lubang tambang, kami berharap pemerintah provinsi bersikap tegas terhadap para pengusaha batu bara, jangan sampai kejadian ini terulang lagi," jelasnya.
Diketahui bahwa Natasya merupakan korban ke-34 anak meninggal di kolam bekas tambang. Korban ke 33 sebelumnya, terjadi April 2019 lalu, di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.