Samarinda (ANTARA) - Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menaruh perhatian besar terhadap antrean panjang di SPBU Balikpapan. Itu sebabnya, komisi yang membidangi masalah ekonomi tersebut memberi dukungan penuh kepada Polres Balikpapan dalam menindak pengetap, yang diduga menjadi penyebab antrean tersebut.
"Kami mengapresiasi tindakan tegas tersebut. Namun kami juga berharap agar upaya pemberantasan praktik penyelewengan tersebut terus berlanjut hingga tuntas,” kata Ketua Komisi II DPRD Kaltim Edy Kurniawan di Samarinda,Rabu (27/2).
Menurut Edy tindakan tegas memang diperlukan. Sebab penyelewengan tersebut sangat merugikan masyarakat.
Apalagi, lanjut Edy selain ditujukan untuk pembeli eceran, praktik melawan hukum itu juga ditujukan kepada kalangan industri. Padahal, kalangan industri seperti perkebunan kelapa sawit dan pertambangan tidak berhak memakai solar subsidi.
Untuk itulah Komisi II DPRD Kalimantan Timur mendukung pihak berwenang untuk terus memberantas berbagai praktik curang tersebut. Termasuk yang terakhir, ketika Polres Balikpapan menangkap pelaku pengetapan BBM, Andi Azwar, dan menjadikan sebagai tersangka.
"Kami mengapresiasi tindakan tegas tersebut. Namun kami juga berharap agar upaya pemberantasan praktik penyelewengan tersebut terus berlanjut. Mereka harus diberantas tuntas, karena sangat merugikan masyarakat. Solar subsidi yang seharusnya buat warga, justru dinikmati kalangan industri atau para pengetap,” kata Edy.
Ia menilai penyelewengan tersebut sangat merugikan karena telah mengakibatkan antrean panjang di SPBU dan juga subsidi menjadi tidak tepat sasaran.
Pertamina sendiri, imbuh Edy, sebenarnya sudah memenuhi kuota seperti yang di tetapkan BPH Migas. Bahkan sesuai permintaan Pemprov Kaltim, BUMHN itu juga sudah menambah pasokan.
"Tetapi berapapun yang disuplai kalau penyelewengan terus terjadi, tentu tidak akan mencukupi,” imbuh Edy.
Menurut Edy, dugaan penyalahgunaan tidak hanya berdasarkan temuan di lapangan, baik berupa laporan maupun fakta yang ditemui sendiri.
Lebih dari itu, Edy juga mengkomparasi dengan berbagai data yang ada. Mulai data pajak BBM hingga data jumlah kendaraan bermotor.
"Semua data normal saja, cenderung tidak ada perubahan. Dengan demikian, seharusnya BBM mencukupi sehingga tidak terjadi antrean panjang di SPBU,” kata Edy.
Dari sanalah menurut Edy, dugaan bahwa BBM subsidi diselewengkan mulai muncul. Hal itu dikuatkan dari berbagai laporan yang diterima, termasuk berbagai kejanggalan yang pernah ditemui sendiri ketika mengisi BBM di SPBU. Misalnya saja, dia pernah menemui waktu pengisian BBM yang terlalu lama.
Edy menambahkan, para penyeleweng tersebut memang tidak mengisi sekaligus di satu SPBU. Mereka mengisi di beberapa SPBU karena memang pembelian dibatasi. Kalau sudah terisi sekitar 100-200 liter, mereka akan pindah ke SPBU lain.
Setelah itu, lanjut dia, pada siang hari mereka menuju SPBU semula untuk kembali mengisi. Begitu seterusnya sampai terisi hingga 1.000-2.000 liter. “Boleh dicek di CCTV, suatu kendaraan berapa kali masuk SPBU dalam satu hari,” lanjutnya.
Warga Perumahan Balikpapan Baru, Sutarman mengaku tak tahu kalau terjadi antrean panjang di beberapa SPBU.
"Di sini sepertinya aman terkendali,” kata dia. Kalaupun di SPBU Gunung Guntur, dekat kediamannya, terlihat padat, itu lebih dikarenakan jalan yang memang sempit.
SPBU Gunung Guntur, kata dia,sebenarnya tidak layak, karena jalan menuju SPBU hanya satu jalur dan harus berbagi badan jalan dengan kendaraan yang melewati jalan tersebut.
"Jadi menurut saya, panjangnya antrean tidak serta-merta menunjukkan bahwa ketersediaan BBM kurang, namun disebabkan kondisi jalan yang tidak layak,” katanya.
Kondisi SPBU di Balikpapan memang cenderung membaik, terutama seusai penangkapan tersangka pengetapan BBM Andi Azwar.
Berdasarkan pengamatan, kalau pun terjadi antrean, tidak sepanjang beberapa hari sebelumnya. Panjang antrean diperkirakan menurun hingga 30 persen dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Itu pun hanya terjadi pada jam-jam tertentu, yaitu pagi dan menjelang sore. Kalaupun ada SPBU yang lebih padat, karena lokasinya sangat strategis yaitu SPBU Gunung Guntur dan SPBU Kebun Sayur.