Samarinda, (Antaranews Kaltim) - Neraca perdagangan luar negeri (ekspor-impor) di Provinsi Kalimantan Timur periode Januari-November 2018 mengalami surplus 12,52 miliar dolar AS setara dengan Rp175,28 triliun jika 1 dolar rata-rata sama dengan Rp14.000.
"Surplus atau keuntungan sebesar itu diperoleh dari hasil ekspor mencapai 16,77 miliar dolar AS, dikurangi biaya impor senilai 4,25 miliar dolar AS," ujar Kabid Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Siti Farisya Yana di Samarinda, Sabtu.
Komoditas yang diekspor Kaltim adalah bahan bakar mineral baik minyak dan gas (migas) maupun nonmigas dengan nilai 15,45 miliar dolar, terdiri atas migas senilai 2,98 miliar dolar dan nonmigas yang di dalamnya ada batu bara dengan nilai 12,46 miliar dolar.
Sedangkan komoditas nonmigas di luar bahan bakar mineral yang diekspor Kaltim di periode tersebut antara lain lemak dan minyak hewani atau nabati senilai 582,49 juta dolar, pupuk tercatat 214,74 juta dolar, ekspor bahan kimia anorganik 281,9 juta dolar, dan ekspor kayu serta barang dari kayu senilai 115,81 juta dolar.
Sejumlah negara tujuan ekspor migas pada Januari-November 2018 antara lain ke Jepang mencapai 1,32 miliar dolar, ke Tiongkok tercatat 672,76 juta dolar, dan ekspor migas ke Singapura senilai 82,67 juta dolar.
Untuk ekspor nonmigas antara lain ke India senilai 3,18 miliar dolar, ke Tiongkok 3,19 juta dolar, ke Jepang 1,49 juta dolar, ke Korea Selatan 1,32 juta dolar, dan ekspor nonmigas ke Malaysia senilai 955,72 juta dolar.
Sedangkan komoditas yang diimpor dari negara-negara penghasil yang senilai 4,25 miliar dolar itu berupa bahan bakar mineral baik migas maupun nonmigas senilai 3,03 miliar dolar.
Kemudian nonmigas di luar bahan bakar mineral antara lain barang dari besi atau baja senilai 107,62 juta dolar, reaktor nuklir, ketel, mesin, dan peralatan mekanis senilai 614,65 juta dolar, kendaraan selain yang bergerak di atas rel kereta api, bagian, dan aksesorisnya tercatat 118,11 juta dolar.
“Untuk komoditas migas antara lain diimpor dari Singapura senilai 353,82 juta dolar, dari Nigeria senilai 1,2 miliar dolar, dari Malaysia 290,76 juta dolar, dan impor migas dari Turki 196,05 juta dolar AS,” ucap Yana.
Sementara untuk impor nonmigas antara lain dari Tiongkok sebesar 281,23 juta dolar, dari Jepang tercatat 112,46 juta dolar, dari Amerika Serikat 179,04 juta dolar, dan dari Australia tercatat 68,78 juta dolar AS.