Balikpapan (Antaranews Kaltim) - operator telekomunikasi PT Telkomsel membangun sebanyak 42 unit "base transceiver station" (BTS) di daerah terpencil wilayah Kalimantan Utara, dan tujuh unit lainnya di Kalimantan Timur.
"Ini bagian dari 551 BTS yang kami bangun di daerah-daerah terisolasi di 14 provinsi dalam tiga tahun terakhir," kata Corporate Communication Telkomsel Regional Kalimantan Muhammad Arief Rachman Soeyitno di Balikpapan, Sabtu
Ketujuh BTS di Kalimantan Timur dibangun di desa terpencil/pedalaman Kecamatan Dama, Kabupaten Kutai Barat, kemudian di Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari di Kabupaten Mahakam Ulu, ada juga di Busang dan Muara Ancalong di Kutai Timur, wilayah Batu di Kabupaten Paser, dan Kelay di Berau.
Pembangunan menara telekomunikasi di kampung-kampung terpencil ini, antara lain, dilatari protes warga negara yang tinggal di sana. Kampung Tiong Ohang di Long Apari, misalnya, sempat terkenal karena mengancam akan mengibarkan Jalur Gemilang (bendera Malaysia), di akhir tahun 2014.
"Padahal di kampung kami saat itu saat itu sudah ada menaranya, tapi sinyalnya tidak ada. Jadi kayak hiasan saja," cerita Agnes Bulan, warga Tiong Bu`u, kampung di seberang Tiong Ohang.
Tahun 2017, warga sudah bisa bertelepon dan berkirim pesan pendek dari Tiong Ohang dan Tiong Bu`u yang jauhnya 800 km jarak udara dari Balikpapan, atau dua hari perjalanan menyusuri Sungai Mahakam melewati jeram-jeram besar.
Tahun itu juga harga bahan bakar minyak (BBM) di Hulu Mahakam sama dengan harga di Balikpapan.
"Kalau ke-42 BTS di Kalimantan Utara tersebar di sepanjang perbatasan dengan Malaysia di Kabupaten Nunukan dan Malinau," sambung Soeyitno.
Selain itu, tambah Soeyitno, di luar masa 3 tahun itu, Telkomsel juga membangun 17 BTS lainnya di daerah terpencil. Dengan demikian, seluruhnya Telkomsel mengoperasikan 568 BTS di 568 desa yang sebelumnya tanpa sinyal di Tanah Air.
Selain di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, BTS desa terpencil ada di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara baru-baru ini meresmikan beroperasinya BTS USO berteknologi 4G di Desa Tolo`oi, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Menurut Direktur Network Telkomsel Bob Apriawan, pembangunan BTS-BTS ini adalah Universal Service Obligation (USO) dan komitmen Telkomsel turut memajukan seluruh negeri.
"Jadi tidak hanya di kota dan daerah yang menguntungkan secara bisnis," jelas Bob.
Sebab itu juga, dari 568 BTS tersebut, 47 diantaranya BTS 4G. Akses data berkecepatan tinggi itu tersedia sejak Oktober 2017, antara lain di Desa Tolo?oi. Warga menggunakannya untuk semakin cepat dan mudah bertukar informasi baik dalam bentuk teks maupun foto mengenai hasil panen jagung, serta untuk jual-beli pupuk. (*)
Telkomsel bangun 49 BTS di kampung terpencil Kaltim-Kaltara
Sabtu, 24 Maret 2018 17:59 WIB