Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, melakukan sosialisasi pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) kepada semua petinggi dari 11 kampung se-Kecamatan Long Bagun.
"Sosialisasi ini kami anggap penting karena keberadaan BUMKam akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat," ujar Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Mahakam Ulu Ubang Nyau saat pembukaan sosialisasi di Ujoh Bilang, Senin.
Ia menjelaskan, BUMKam juga mampu mengoptimalkan aset yang ada di kampung, karena setelah adanya badan usaha, para pengurusnya akan berpikir dan berkreasi agar BUMKam yang telah terbentuk jangan sampai stagnan atau tidak memiliki kegiatan usaha.
BUMKam juga menjadi sarana untuk menciptakan peluang dan mengembangkan jaringan pasar, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Jadi, bagi kampung yang belum memiliki BUMKam harus segera membentuknya," tambahnya.
Sedangkan bagi yang telah memiliki BUMKam, lanjutnya, harus terus berinovasi guna mengembangkan usaha yang ada.
"Jangan puas dengan hanya satu unit usaha karena masih banyak jenis usaha yang bisa dikembangkan melalui BUMKam, seperti listrik desa, air bersih, perikanan darat, perikanan keramba dan berbagai usaha lainnya," ujarnya.
"Berbagai jenis usaha bisa dikembangkan di lokal kampung oleh masyarakat kampung itu sendiri, sedangkan kami di DPMK Mahulu bersama Tim Gerbangmas sekadar memfasilitasi, memberikan ide kreatif, dan mendorong percepatannya. Sedangkan maju dan mandirinya suatu usaha berada di tangan petinggi bersama masyarakatnya," tambah Ubang.
Potensi lain yang juga bisa dikembangkan melalui BUMKam adalah pengembangan perkebunan sesuai dengan potensi lokal, yakni jika di suatu kampung terdapat banyak lahan karet namun petaninya tidak mau memanen karena harganya terlalu murah, maka pengurus BUMKam bisa berinisiatif membuat rumah pengasapan untuk mencetak karet menjadi produk setengah jadi berupa karet lembaran (kepeng).
Setelah karet mentah diolah menjadi setengah jadi dengan peralatan yang sederhana, lanjutnya, maka nilai jualnya tentu akan naik karena harga lembaran karet di Samarinda pada kisaran Rp20 ribu per kilogram.
"Melalui pola ini, maka banyak juga warga yang terserap sebagai tenaga kerja sehingga hal ini juga membantu program pemerintah dalam menekan angka pengangguran. Saya bersyukur karena di Kecamatan Long Bagun sudah ada beberapa BUMKam yang terbentuk, tinggal konsentrasi menjalankan usaha apa yang cocok sesuai dengan karakteristik kampung," ucap Ubang. (*)
DPMK Mahulu sosialisasikan pembentukan BUMKam
Senin, 5 Februari 2018 23:34 WIB