Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah
Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI) justru sedang berpolitik lantaran menganggap gerak
tari/koreo pendukung Persib Bandung soal "Save Rohingya" sebagai
pelanggaran.
"Justru PSSI yang sedang berpolitik dengan tafsirnya tersebut
sehingga memaknai aksi kemanusiaan yang dilakukan Bobotoh tersebut
sebagai aksi politik... Kami prihatin," kata Dahnil lewat keterangan
tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, pemberian sanksi denda oleh PSSI kepada Persib karena
tindakan Bobotoh yang memainkan koreo Save Rohingya bertentangan dengan
nilai kemanusiaan. Ketika pendukung bergeser merawat nalar kemanusiaan
justru PSSI hadir dengan nalar politik.
Untuk itu, dia mengatakan Pemuda Muhammadiyah akan menggalang
pengumpulan koin untuk ikut membayar denda yang dijatuhkan PSSI kepada
Persib Bandung.
Pengumpulan dana untuk membayar denda itu bertajuk Gerakan #KoinUntukPSSI.
"Maka kami dukung Bobotoh, pendukung Persib, bayar denda Ke PSSI
dalam bentuk Koin melalui Gerakan #KoinUntukPSSI sebagai simbol matinya
nilai kesejatian sepak bola yakni menggembirakan kemanusiaan," kata dia.
Sepak bola, kata dia, sejatinya sama seperti olah raga lainnya yang
hadir untuk menggembirakan kemanusiaan. Ketika sepak bola dimaknai
sekadar tentang permainan dan skor, maka olah raga kulit bundar itu
kehilangan makna sejatinya, yakni menggembirakan kemanusiaan.
Dia mengatakan salah satu komitmen yang dirawat oleh Pemuda
Muhammadiyah selama ini adalah terus menggembirakan kemanusiaan melalui
berbagai program, aksi advokasi dan pemberdayaan untuk menghadirkan
keadilan bagi seluruh umat manusia.
Termasuk salah satunya, kata dia, melalui Program Warung Gratis untuk Dhuafa yang digelar setiap Jumat siang. (*)
Sanksi Koreo "Save Rohingya" Persib, PSSI Dinilai Berpolitik
Jumat, 15 September 2017 15:29 WIB