Penajam (ANTARA Kaltim) - Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi daerah percontohan penerapan pertanian berbasis mekanisasi di Kalimantan Timur.
"Kami akan jadikan Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai percontohan penerapan pertanian berbasis mekanisasi atau PBN," kata Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim, Ibrahim ketika ditemui di Penajam, Kamis.
Mekanisasi pertanian, lanjutnya, merupakan upaya pengenalan dan penggunaan setiap bantuan pertanian yang bersifat mekanis atau mesin untuk mengolah lahan pertanian.
"Kami yakin peralihan dari manual ke mekanisasi atau peralatan pertanian yang menggunakan mesin akan memudahkan masyarakat petani dalam mengolah sawah," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, menargetkan program pertanian berbasis mekanisasi tersebut dapat diterapkan di seluruh kabupaten dan kota untuk meningkatkan hasil produksi padi.
Penerapan pertanian berbasis mekanisasi itu akan ditandai dengan peresmian Brigade Pertanian, meliputi Brigade Olah Tanah, Brigade Tanam, Brigade Proteksi Pertanian serta Brigade Panen di Kecamatan Babulu.
Menurut Ibrahim, Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki hamparan persawahan mencapai lebih kurang 30 ribu hektare yang tersebar di empat kecamatan.
"13.000 hektare lahan produktif mayoritas berada di Kecamatan Babulu, jika digabungkan dengan Kabupaten Paser dapat mencapai sekitar 14.000 lahan persawahan produktif," jelanya.
Sementara terkait pembangunan bendung Sungai Talake yang dibiayai melalui APBN jelasnya, akan dimulai pengerjaannya pada 2018 menunggu selesai proses lelang.
"Progres atau kemajuan proses pembangunan bendung Sungai Talake itu, saat ini baru rampung pembuatan desainnya," ungkap Ibrahim.
Masyarakat petani di wilayah Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser adanya bendung untuk kebutuha irigasi pengairan persawahan, karena selama ini bergantung pada tadah hujan dan berpengaruh terhadap produksi padi.
Untuk sementara tambah Ibrahim, petani di wilayah Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser dapat memanfaatkan pipanisasi irigasi sepanjang 7,5 kilometer, serta embung yang dibangun secara swadaya.
Pada 2000, rencana pembangunan bendung Sungai Talake untuk kebutuhan irigasi pengairan persawahan tersebut mulai bergulir, namun terkendala lahan sebagai lokasi bendung serta terbentur pembiayaan sehingga dilimpahkan ke pemerintah pusat(*)