Beijing (ANTARA News) - Sejumlah perusahaan di China berminat untuk
melakukan investasi di bidang industri pengolahan batu bara di
Indonesia.
"Ada beberapa perusahaan yang tertarik untuk investasi industri
pengolahan batu bara," kata Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap
Mongolia Soegeng Rahardjo di Beijing, Rabu.
Kedutaan Besar RI di Beijing terus menawarkan potensi industri
pengelolaan batu bara kepada para invevstor di daratan Tiongkok itu.
"Beberapa mesin pembangkit listrik di China sudah mengalami
perkembangan sedemikian rupa sehingga nantinya tidak menggunakan batu
bara mentah lagi, melainkan dalam bentuk cair atau kimia," ujarnya.
Ia menyebutkan Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan merupakan
wilayah yang berpotensi menjadi incaran para investor China.
Dengan masuknya beberapa investor China, menurut Soegeng, maka
Indonesia akan menjadi negara terbesar industri pengolahan batu baru di
kawasan Asia Tenggara.
Industri pengolahan batu bara itu sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu
Bara (Minerba).
"Bahkan dengan diterapkannya UU Minerba yang mengamanatkan bahwa
kita tidak boleh ekspor bahan mentah telah menjadikan Indonesia sebagai
negara produsen baja terbesar ketiga di dunia," kata Soegeng
menambahkan.
Menurut dia, pencapaian prestasi itu salah satunya disebabkan oleh
investasi langsung dari China di wilayah Sulawesi Tengah.
"Oleh sebab itu perkembangan ekonomi di Pulau Sulawesi lebih tinggi
dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia karena salah satunya
banyak investasi asing dari China," ujarnya.
Tidak lama lagi, ungkap Soegeng, perusahaan nasional Bumi Resources
bekerja sama dengan perusahaan China untuk membuka pabrik zinc di
wilayah Sumatera Utara.
Dengan demikian, menurut dia, kebutuhan bahan kimia yang selama ini
tergantung pada komoditas impor dari Australia bisa tercukupi dari
dalam negeri.
"Kalau hal itu terwujud, saya yakin devisa yang selama ini habis untuk impor bahan kimia bisa terselamatkan," katanya.
Dengan diterapkannya UU Minerba itu pula ekspor minyak dan gas Indonesia ke China dapat ditekan.
Pada 2015 eskpor migas Indonesia ke China mencapai 2,78 miliar
dolar AS. Namun pada 2016 angka itu menurun sekitar 26,6 persen menjadi
2,04 miliar dolar AS.
Sebaliknya ekspor nonmigas Indonesia ke China mengalami peningkatan
sekitar 12,8 persen dari 17,02 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 19,21
miliar dolar AS pada 2016. (*)
Perusahaan China Berminat Investasi Batu Bara di Indonesia
Rabu, 10 Mei 2017 12:38 WIB