Balikpapan (ANTARA Kaltim) -Â Total Indonesie menganggarkan 280 juta dolar AS untuk pengadaan barang dan jasa pada tahun 2017 ini, tahun terakhir perusahaan minyak asal Amerika operasi di lapangan migas Blok Mahakam, Kalimantan Timur.
"Itu sedikit lebih besar daripada tahun 2016 lalu yang 272 juta dolar AS," kata Kepala Divisi Kontrak dan Pengadaan Total Indonesie Imam Herawadi S di Balikpapan, Kamis.
Total Indonesie tidak diperpanjang kontraknya mengelola Blok Mahakam oleh pemerintah Indonesia. Total mulai bekerja di blok tersebut sejak tahun 1967. Pengelolaan selanjutnya Blok Mahakam diserahkan kepada badan usaha milik negara, perusahaan migas nasional Pertamina. Pertamina kemudian mendirikan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) khusus untuk hal itu.
Menurut Imam Herawadi, Pertamina Hulu Mahakam juga sudah mulai bekerja di Blok Mahakam dan juga membuat anggaran untuk pengadaan barang dan jasa sebagai langkah-langkah dalam masa transisi pengalihan pengelolaan Blok Mahakam.
"Besarnya cukup signifikan," ungkap Herawadi mengenai anggaran yang dikucurkan PHM. Namun ia menolak merincikan lebih jauh. Diketahui PHM memulai transisi pekerjaan di Blok Mahakam dengan mengebor sembilan sumur.
Sampai tahun 2016 lampau, pengadaan barang dan jasa Total Indonesia melibatkan 200 perusahaan dengan kualifikasi usaha kecil, menengah, dan besar. Mereka terlibat dalam pekerjaan pengeboran 49 sumur baru, 9.000 pekerjaan perawatan dan pemeliharaan sumur, dan 3.000 kegiatan uji sumur.
Karena daerah kerja di Blok Mahakam berupa rawa-rawa dan laut, yaitu di Delta Mahakam dan Selat Makassar, maka operasi migas di sini banyak menggunakan kapal. Total Indonesie mengerahkan 350 armada yang terdiri dari 600 kapal berbagai jenis.
"Sehingga tidak kurang dari 400 pergerakan kapal setiap tahun, termasuk 96 operasi tanker lifting," kata Kepala Departemen Humas Total Indonesie Kristanto Hartadi.
Operasi tanker lifting adalah dimana gas dan minyak, atau juga kondensat dari sumur ditampung dulu di kapal tanker karena tidak ada jaringan pipa ke sumur tersebut.
Pada tahun 2016 juga, Total Indonesie memproduksi 1.638 juta metrik standak kaki kubik gas per hari dan 64.000 barel minyak dan kondensat. Gas dikirim ke kilang LNG di Bontang untuk memenuhi kontrak ekspor dengan Jepang.(*)