Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia Kalimantan Timur masih mengandalkan sejumlah atlet senior untuk mewujudkan target medali emas pada Pekan Olahraga Nasional XIX tahun 2016 di Jawa Barat.
Sekretaris Pengprov FPTI Kaltim Ahmad Juanda di Samarinda, Minggu, mengatakan komposisi tim panjat tebing pada PON 2016 memang didominasi atlet junior, tetapi kematangan atlet senior menjadi motivasi untuk meraih medali emas.
"Ada beberapa pemanjat senior yang sudah tiga kali PON masih masuk dalam tim, seperti Bayu Paracella dan Yuli Erwanda. Senioritas merekalah yang kita harapkan bisa memotivasi atlet junior di PON nanti," jelasnya.
Menurut Juanda, target FPTI pada pesta olahraga empat tahunan tahun ini minimal bisa mempertahankan dua medali emas yang diraih pada PON 2012 di Riau.
Dua medali emas itu diraih melalui nomor speed (kecepatan), sedangkan pada PON tahun ini diharapkan medali emas bisa direbut dari nomor boulder dan lead.
"Kalau target kami di PON memang dua medali emas di nomor boulder, tetapi untuk nomor speed sebenarnya peluangnya `fifty-fifty`. Mudah-mudahan ada faktor keberuntungan karena kalau kemampuan atlet sudah oke, tinggal faktor keberuntungan itu apakah berpihak ke Kaltim atau tidak," ujarnya.
Pemusatan latihan daerah cabang olahraga panjat tebing sudah memasuki persiapan akhir dan para atlet sudah tidak menjalani latihan fisik, tetapi fokus pada teknik khusus menyerupai perlombaan.
Pelatih Panjat tebing Kaltim Hadi Nugraha mengatakan kendati fasilitas latihan tidak persis dengan arena lomba PON, tetapi paling tidak atlet sudah memiliki bayangan.
"Ini sudah masuk prakompetisi, jadi dengan waktu yang tersisa ini setiap hari kami lakukan simulasi seperti bertanding sungguhan, artinya menyerupai kompetisi utama," katanya.
Khusus atlet yang akan berlomba pada nomor speed saat ini telah menjalani pemusatan latihan di Kota Bontang yang fasilitasnya hampir sama dengan PON nanti.
Rencananya mereka akan kembali ke Samarinda pada 8 September dan bergabung dengan atlet lainnya. Selanjutnya pada 15 September berangkat menuju Bandung.
"Mereka memilih berlatih di sana (Bontang) karena mirip dengan venue PON. Setidaknya mereka sudah tahu gambaran venue yang akan digunakan, sehingga nantinya tidak kaget," tambah Hadi. (*)