Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kembali membangun menara telekomunikasi perbatasan untuk menuntaskan masalah kawasan yang tidak ada jaringan telekomunikasi (blank spot) di daerah terpencil dan pulau terluar.
"Perencanaannya sudah selesai sehingga dalam waktu dekat kami segera membangun tiga unit menara telekomunikasi di kawasan yang masih blank spot. Pekerjaannya dilakukan kerja sama dengan TNI-AD melalui pola swakelola," ujar Kadis Komunikasi dan Informatika Provinsi Kaltim Abdullah Sani di Samarinda, Jumat.
Sejauh ini, lanjutnya, Pemprov Kaltim sudah membangun 14 menara telekomunikasi sejak tahun 2012 yang dimulai membangun tiga tower di Tiong Ohang, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, di Long Layu, Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, dan di Long Apung, Kecamatan Krayan Selatan, Nunukan.
Kemudian pada 2013 membangun empat tower baik melalui pelelangan umum maupun kerja sama pola swakelola dengan TNI, yakni di Agung Baru, Kecamatan Sungai Boh, Kabupaten Malinau.
Kemudian di Long Layu, Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, di Long Apari, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu untuk yang swakelola, dan di Long Nawang, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Malinau yang melalui pelelangan umum.
Pada 2014 dibangun di Muara Telake, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, di Maloy, Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur melalui pelelangan umum, serta di Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangay, Kabupaten Mahakam Ulu melalui pola swakelola.
Sedangkan 2015 berhasil dibangun satu menara telekomunikasi dengan pola swakelola di Kampung Merasa, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau.
Kemudian tiga menara telekomunikasi yang segera dibangun tahun 2016 adalah di Desa Long Poq, Kecamatan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur, Desa Mekar Baru, Kecamatan Busang, Kabupaten Kutai Timur, dan di Desa Besiq, Kecematan Damai, Kabupaten Kutai Barat.
Ia mengaku beberapa hari lalu sudah cek lokasi di titik yang akan dibangun menara. Pondasi bangunannya sudah berdiri dan material sudah siap di lokasi, sehingga tinggal melakukan pemasangan rangka menara.
"Itu artinya tidak butuh waktu lama pembangunannya selesai sehingga diharapkan bisa segera operasi untuk membuka keterisoliran akses jaringan telekomunikasi. Bila tidak ada kendala, sebelum Hari Kemerdekan pada 17 Agustus 2016 menara telekomunikasi itu sudah `kring`," katanya.
Menurutnya, pembangunan tiga menara tersebut sesuai dengan usulan masyarakat dan penjabaran rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kaltim 2014 - 2018 yang menargetkan Kaltim "zero blank spot area 2018". (*)