Balikpapan (ANTARA) - Pertamina mengoperasikan 11 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan dua SPBU Modular selama 24 jam untuk mengatasi panjangnya antrean masyarakat yang membeli bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Balikpapan.
Kebijakan ini diambil setelah kesepakatan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Balikpapan, Selasa (20/5).
“Dengan beroperasinya SPBU-SPBU ini selama 24 jam, diharapkan antrean kendaraan semakin berkurang dan masyarakat lebih mudah mengakses bahan bakar tanpa harus menunggu lama di SPBU,” kata General Manager (GM) Pertamina Patra Niaga Kalimantan Alexander Susilo, Rabu.
Ia mengatakan SPBU yang kini beroperasi nonstop adalah SPBU Karang Anyar, Sepinggan, MT Harjono, Kebun Sayur, MT Harjono depan Majesty, dan Stalkuda.
Di Balikpapan Utara ada SPBU KM14 Soekarno Hatta, KM4 Soekarno Hatta, Karang Jati, dan Grand City. SPBU Batakan di Balikpapan Timur Jalan Mulawarman juga buka 24 jam.
Dua SPBU Modular, yaitu di Lapangan Merdeka dan di Jalan Letkol Pol HM Asnawi Arbain atau BJBJ juga telah diaktifkan untuk mempercepat normalisasi distribusi ke masyarakat.
Alexander menuturkan langkah tersebut dilakukan setelah suplai tambahan dari Banjarmasin tiba. Begitu pula pasokan baru yang dikirim dengan kapal tanker merapat di Pelabuhan Kilang Balikpapan, memungkinkan Depot BBM juga beroperasi 24 jam.
Menurutnya sejak akhir pekan lalu Pertamina Patra Niaga telah mendatangkan stok tambahan sebanyak 2.300 kiloliter (KL) dan sebagiannya sudah tersalur ke masyarakat. Pada 24 Mei juga dijadwalkan tiba 3.000 KL lagi.
"Konsumsi harian BBM di Balikpapan, Penajam dan Paser rata-rata 390-400 KL per hari," katanya.
Seperti diketahui bahwa warga Kota Balikpapan mulai merasakan kesulitan mendapatkan BBM sejak Jumat 16/5 sore. Sejumlah SPBU kehabisan stok dan di SPBU yang masih memiliki BBM untuk dijual muncul antrean panjang.
Stok BBM yang dijual di luar SPBU yang biasa disebut bensin botolan atau pom mini, langsung diserbu, mengakibatkan harganya melonjak hingga ada yang menjual Rp40.000 per liter.
Sebagian penjual bensin botolan membatasi pembelian hanya satu liter per pembeli dan hanya mengenakan harga Rp20.000 per liter.
Hingga Rabu 21/5 pagi masih ada antrean panjang meskipun sudah jauh lebih pendek.
Kadek, seorang pelajar, mengaku harus antre sejak 05.45 hingga 06.30 untuk mendapatkan BBM. Eka, seorang ibu rumah tangga, mengatakan bahwa suaminya tidak bisa bekerja selama dua hari akibat kesulitan mendapatkan BBM.
"Heran juga saya, kok ada kilang tapi ngak ada Pertamax," kata Eka.
Terjadinya kelangkaan Pertamax tersebut, GM Alex Susilo meminta maaf. “Kami tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik. Permohonan maaf kami sampaikan atas ketidaknyamanan ini, dan kami pastikan layanan akan terus membaik," ujarnya.