Balikpapan (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan mengambil langkah terpadu untuk mengatasi antrean panjang pembelian bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kota Balikpapan dalam beberapa hari terakhir.
"Insya Allah tadi pagi kondisi sudah mulai teratasi. Pasokan BBM kita tidak hanya berasal dari bantuan Samarinda, tapi juga dari Banjarmasin dan tambahan dari kapal tanker," kata General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexandre Susilo, di Balikpapan, Senin (20/5).
Ia memaparkan, pihaknya mencatat tambahan pasokan sebesar 128 kiloliter dari Banjarmasin, 94 kiloliter dari Samarinda, dan 64 kiloliter tambahan lainnya.
"Sementara itu, satu kapal tanker yang sedang bongkar muatan di Samarinda membawa sekitar 1.000 kiloliter BBM. Stok yang tersedia di Balikpapan saat ini mencapai 2.300 kiloliter," ujarnya.
Alexandre menambahkan, untuk kebutuhan harian BBM di Balikpapan diperkirakan berkisar antara 390 hingga 400 kiloliter. Dengan tambahan pasokan tersebut, Pertamina menyatakan distribusi sudah dalam tahap pemulihan dan pelayanan di SPBU mulai berjalan normal.
"Dengan tambahan pasokan tersebut, stok kita hari ini sudah bisa recovery, tinggal menormalkan antrean dalam beberapa hari ke depan," ujar Alexandre.
Ia juga memastikan 20 SPBU yang ada di Kota Balikpapan kini telah kembali beroperasi dan melayani masyarakat.
Menurutnya, proses pengisian BBM dilakukan secara bertahap sesuai jadwal distribusi dan pengawasan ketat dari unit operasional.
Lanjutnya, sebagai bagian dari langkah terpadu, depot BBM juga diperintahkan beroperasi 24 jam untuk menjamin kelancaran suplai.
Selain itu, Pertamina sedang menyiapkan daftar SPBU yang akan beroperasi penuh waktu guna mempercepat normalisasi pasokan.
"Kami mohon maaf atas kondisi yang terjadi kemarin. Dengan stok yang sangat aman, masyarakat tidak perlu khawatir. Kami siap memenuhi kebutuhan BBM masyarakat Kalimantan, khususnya Balikpapan," tambah Alexandre.
Sementara itu, dari Pemerintah Kota Balikpapan meminta Pertamina lebih terbuka dalam menyampaikan informasi distribusi dan stok BBM kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
"Kami mengalami kesulitan berkomunikasi pada awal kejadian. Kami memahami mungkin ada hambatan dari pihak Pertamina, tetapi kami perlu informasi yang jelas untuk disampaikan kepada masyarakat," kata Kepala Bidang Perekonomian Setda Kota Balikpapan, Sri Hartini.
Sri menegaskan, Pemkot tidak memiliki kewenangan dalam penyaluran BBM karena hal tersebut menjadi otoritas Pertamina.
Namun, informasi yang akurat sangat dibutuhkan agar pemerintah bisa menjelaskan kondisi di lapangan secara tepat dan mencegah kepanikan masyarakat.
"Pemerintah Kota tidak memiliki kewenangan, kami hanya butuh informasi. Dengan komunikasi yang terbuka, masyarakat bisa tenang dan tidak membuat asumsi sendiri," ujarnya.
Sebagai langkah konkret, Pemkot mengusulkan dua hal kepada Pertamina, pertama mengoperasikan SPBU 24 jam hingga situasi stabil, dan kedua, menyampaikan informasi stok dan distribusi BBM secara rutin.
"Keterbukaan seperti ini penting agar kejadian kelangkaan BBM tidak terulang kembali. Kami ingin Pemerintah Kota dan Pertamina bisa berkolaborasi lebih baik ke depannya," kata Sri Hartini.