Samarinda (ANTARA kaltim) - Pemprov Kaltim melalui lembaga terkait masih menyimpan 17 manuskrip (tulisan tangan kuno) yang sudah dialihmediakan dalam bentuk mikrofilm yang kebanyakan ditulis dengan huruf Arab karena belum ditemukan huruf asli Kaltim.
"Manuskrip digital tulisan tangan kuno yang sekurang-kurangnya berusia 50 tahun, jadi bukan sembarang tulisan tangan yang bisa dialihmediakan," ujar Kepala Badan Perpustakaan Provinsi (Banpusprov) Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Sulasmi Retno di Samarinda, Selasa.
Sri yang didampingi Kepala Seksi Deposit dan Pelestarian Bahan Pustaka Marturut Nababan mengatakan tulisan yang sudah diubah dalam bentuk mikrofilm itu berasal dari sejumlah kabupaten di Kaltim, seperti dari Kutai Kartanegara dan Paser.
Di antara manuskrip milik Kaltim yang berhasil dialihmediakan itu adalah Ilmu Hakikat, Kitab Tashawuf, Kitab Qisatul Miraj, Risalah Sirrul Latif, Kitab Pappejeppu, Kisah Isra Miraj yang semuanya dari Kabupaten Paser dengan pemilik Abdul Syukur Rauf.
Kemudian tentang silsilah Kutai Kartanegara Ing Martadipura, naskah sejarah Berau, Kitab Kisah Nabi Yusuf, naskah Coste Verklaring, naskah tulisan Bugis. Pemilik manuskrip itu adalah Museum Mulawarman, Tenggarong.
Selain itu, katanya, manuskrip tentang Ilmu Ketuhanan, ilmu hakikat hidup dan mati, Dalilul Khiarat, ilmu hakekat roh dan kesaktian, wirid zikir untuk kharisma dan pemeliharaan diri, tulisan ini dari Paser dengan pemilik Abdul Syukur Rauf.
Ada pula kitab Musthafal Al-Quranul Karim, Kita Al-Jami, tarekat pengenalan Allah, dan ilmu Fiqih yang dimiliki oleh Kerajaan Sadurangas Paser.
Ada juga Kitab Suci Al-Quran tulisan tangan tahun 177 Masehi, Lontarak Sarigading, penangkal dan pengobatan, Al-Quran tulisan tangan Sultan Sulaiman, Sultan Kutai, Buku Kutika, dan Naskah Kerajaan Suluh dengan pemilik Museum Mulawarman, Tengarong.
Dia mengatakan semua mikrofilm tersebut merupakan pemberian dari Badan Perpustakaan Nasional (Banpusnas) beberapa tahun lalu berikut alat pemutarnya, tetapi sat ini alat pemutarnya rusak sehingga tidak bisa diputar jika ada pengunjung yang ingin melihat sebagai bahan penelitian.
Untuk itu, kata Sri, pihaknya sedang meminta kepada Banpusnas dalam bentuk keping CD supaya bisa disetel dan digandakan oleh Banpusprov Kaltim, bisa juga dalam bentuk lain asalkan masih digital. (*)