Samarinda (ANTARA) - Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) melakukan pengembangan kawasan perkebunan kelapa sawit berbasis korporasi di Kabupaten Paser, untuk meningkatkan nilai tambah bagi pelaku sekaligus untuk menyejahterakan masyarakat setempat.
Pengembangan kawasan perkebunan kelapa sawit di Paser akan menjadi model pemberdayaan petani yang diarahkan untuk mengelola usaha tani secara profesional dengan dukungan lembaga berbadan hukum.
"Tentu kami berharap program ini dapat direplikasi di wilayah lain untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ekonomi masyarakat," ujar Kepala Disbun Kaltim Ence Achmad Rafiddin Rizal di Samarinda, Kamis.
Ia menekankan pentingnya sinergi dengan semua pihak dalam pengelolaan usaha secara profesional, termasuk sinergi antara pemerintah, swasta serta petani pekebun dalam menghadapi tantangan subsektor perkebunan, seperti perubahan iklim, volatilitas harga, dan tren energi alternatif.
"Sinergisitas dengan banyak pihak menjadi penting karena perubahan iklim berdampak langsung pada produktivitas dan stabilitas harga komoditas, sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi kesejahteraan petani," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menggarisbawahi pentingnya praktik pertanian berkelanjutan dengan fokus pada metode organik, pengelolaan sumber daya air, dan transparansi rantai pasok.
Berdasarkan data, Kabupaten Paser memiliki luas perkebunan kelapa sawit mencapai 206.014 hektare, namun produktivitas petani masih rendah, sehingga melalui program ini, maka kelembagaan petani diperkuat untuk meningkatkan daya saing pasar, baik pasar lokal maupun nasional, terlebih untuk pasar global.
Dua hari sebelumnya, saat Disbun Kaltim menggelar Sosialisasi Pengembangan Kawasan Perkebunan Berbasis Korporasi di Desa Padang Jaya, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, ia menyatakan bahwa sosialisasi ini digelar karena Paser sebagai bagian dari Major Project 2024–2026.
Acara yang dibuka oleh dirinya tersebut bertujuan untuk memperkuat kelembagaan petani melalui pengembangan kawasan perkebunan kelapa sawit berbasis korporasi.
Dalam kesempatan itu, para petani didorong untuk bersatu dalam lembaga usaha bersama, menciptakan peluang pendapatan yang lebih besar dan berkelanjutan, khususnya bagi pekebun di Kecamatan Kuaro dan Kecamatan Long Ikis.
Sosialisasi ini diharapkan menjadi langkah awal menuju pembentukan lembaga usaha berbasis korporasi yang profesional dan terintegrasi, dari hulu hingga hilir.