Balikpapan (ANTARA) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Balikpapan menggelar Konferensi Kota (Konferta) untuk memilih kepengurusan periode 2024-2027.
“Konferta akan kami selenggarakan di Hotel Swiss Bell-inn, Sabtu 15 Juni. Kami akan memilih ketua dan sekretaris untuk memimpin AJI Balikpapan hingga tiga tahun mendatang,” kata Ketua Panitia Konferta Dina Angelina, di Balikpapan, Jumat.
Sesuai kebiasaan di AJI, setiap konferta akan dihadiri pula perwakilan pengurus pusat. Kali ini untuk di Balikpapan akan hadir langsung Ketua AJI Indonesia Nani Afrida yang juga baru terpilih pada kongres AJI di Palembang awal Mei lalu.
AJI adalah organisasi profesi bagi jurnalis. AJI berdiri sebagai organisasi alternatif bagi para pewarta di masa Orde Baru atau pemerintahan Jenderal Soeharto.
“Misi kami adalah menjaga dan terus memperjuangkan kebebasan pers, memperkuat profesionalisme jurnalis, dan meningkatkan kesejahteraannya,” kata Ketua AJI Balikpapan Teddy Rumengan.
Ketiga hal tersebut saling berkait di mana jurnalis profesional akan menciptakan produk jurnalisme yang terpercaya yang selanjutnya akan mendatangkan kesejahteraan.
“Jurnalis yang profesional itu jurnalis yang dalam proses mencari informasi, menyimpan, mengolah, dan kemudian mempublikasikannya, senantiasa menaati kode etik jurnalistik,” jelas Teddy.
AJI Balikpapan berdiri pada akhir tahun 2011, yang diawali dengan sebuah deklarasi di Kampus Universitas Balikpapan oleh 15 jurnalis dari berbagai media yang sehari-hari meliput berbagai kejadian di Kota Minyak.
Setelah itu organisasi ini kemudian berkembang dengan menerima keanggotaan jurnalis dari kota-kota lain di Kalimantan seperti Samarinda, Bontang, Banjarmasin, Palangka Raya, bahkan hingga Nunukan di Kalimantan Utara. Samarinda kemudian menjadi AJI Samarinda di tahun 2020 karena jumlah anggotanya sudah cukup banyak.
“Berikutnya kami menyiapkan Banjarmasin. Semoga bisa segera terwujud,” harap Teddy.
Selama 13 tahun eksis, Teddy menambahkan, advokasi menjadi satu kegiatan yang dominan dilakukan AJI Balikpapan selain peningkatan kapasitas seperti Uji Kompetensi Jurnalistik (UKJ) dan berbagai pelatihan.
“Satu kasus menonjol itu pendampingan yang kami lakukan pada kasus kriminalisasi yang dialami jurnalis Banjar Hits Diananta Putra Sumedi sepanjang tahun 2019-2020,” tutur Teddy.