Kembang Janggut, Kaltim (ANTARA) - Salah satu koperasi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, saat ini mampu menyejahterakan sebanyak 1.067 anggota, dengan lahan milik anggota yang dikelola seluas 3.700 hektare.
"Produksi tandan buah segar (TBS) sawit yang dikelola koperasi ini mencapai 4-5 ribu ton per bulan," ujar Ketua Koperasi Perkebunan Belayan Sejahtera (KPBS) Kecamatan Kembang Janggut, Jamaluddin, di Kembang Janggut, Kaltim, Rabu.
Ia mengaku bersyukur karena pada Senin (10/6), dua hari lalu, Bupati Kukar Edi Damansyah menyerahkan sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), sehingga hal ini membawa keyakinan bagi para petani sawit yang masuk di wadah koperasi untuk terus meningkatkan produksi.
Sertifikat ISPO tersebut sebelumnya diserahkan oleh CEO Abler Nordic Hans Smith kepada Bupati Kukar, kemudian dari Bupati diberikan kepada Ketua KPBS, bertepatan dengan HUT ke-22 KPBS pada Senin, dua hari lalu.
Sertifikasi ISPO merupakan kebijakan Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia, mengurangi gas rumah kaca, serta memberi perhatian terhadap masalah lingkungan dan sosial-ketenagakerjaan.
Sebelumnya, koperasi tersebut juga telah menerima sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), yakni sertifikasi yang menjamin individu anggota pemegang sertifikat untuk memproduksi atau menangani minyak sawit berkelanjutan, ini berarti anggotanya telah berkomitmen dan mematuhi persyaratan keberlanjutan.
"Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendampingi, baik dari perusahaan yang membina kami, Bapak Bupati Kukar yang terus memberikan semangat, termasuk dukungan pihak terkait di Pemkab Kukar, sehingga KPBS bisa mendapatkan sertifikat tersebut," katanya.
Ia juga menyampaikan permintaan kepada Bupati Kukar agar di Kecamatan Kembang Janggut dibangun pabrik pengolahan kelapa sawit, khususnya pabrik minyak goreng.
"Pabrik minyak goreng ini menjadi mimpi bagi kami, karena produksi TBS di sini melimpah bukan hanya dari koperasi, tapi juga dari perusahaan perkebunan dari warga lain, sehingga dari pabrik minyak goreng ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Jamaluddin.
Kesejahteraan masyarakat dipastikan tercapai ketika ada pabrik minyak goreng, karena produksi TBS dari anggota koperasi dari petani lain bisa ditampung di pabrik, bahkan warga sekitar juga bisa ditampung sebagai tenaga kerja.