Sangatta (ANTARA Kaltim) - Petani bambu di dusun Sei Tabuan desa Sangkima Kabupaten Kutai Timur Kaltim, Mujarin 44 tahun mengatakan kesulitan memasarkan bambu miliknya padahal bulan puasa butuh biaya dan belanja.
Kebun bambu miliknya yang berada sekitar ratusan meter dari rumahnya lumayan banyak, tetapi sulit memasarkan karena peminat sangat minim walau kualiats bambunya terbilang bagus.
"Saya sulit mencari pembeli bambu, kalaupun ada hanya sedikit sekali, padahal sebentar lagi bulan puasa butuh biaya,"kata Mujarin, Kamis.
Menurut dia dalam sehari belum tentu ada yang datang mencari atau membeli. Kalaupun ada yang datang atau memesan bambu itu biasanya sedikit untuk kebutuhan pribadi saja.
Dikatakan dia, kalau yang mesan bambu baru dia tebang, sebab, jika ditebang duluan tanpa ada order itu akan rugi dan kondisinya kurang baik,sehingga harganya akan semakin murah.
"Saat ini harga bambusaya jual kepada nelayan sebesar Rp20 ribu per batang panjangnya sekitar 10 meter. Tergantung panjang dan bentuknya pengaruhi harga,"jelas dia.
Kebetulan hari ini ada nelayan yang butuh bambu, dia memsan untuk membuat pondok di pantai, jadi akan saya antarkan menggunakan sepeda motor ini.
Harapan saya mudah-mudahan dibulan puasa nanti, kebutuhan bambu meningkat dimasyarakat, supaya banyak yang datang membeli bambu saya disini (*)
Petani Bambu Teluk Lombok Kesulitan Pasar
Kamis, 26 Juni 2014 22:07 WIB