Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo akan menghadiri pertemuan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna membahas dan melakukan negosiasi terkait dengan kondisi terkini di Palestina.
Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Raihan Ariatama mengatakan bahwa Presiden kemungkinan ditunjuk menjadi perwakilan untuk melakukan negosiasi tersebut dengan Amerika Serikat.
"Beliau sampaikan bahwa akan mengadakan pertemuan-pertemuan lagi dengan negara-negara OKI. Insyaallah, Presiden hadir langsung. Beliau ingin mungkin ditunjuk untuk menjadi perwakilan delegasi untuk melakukan negosiasi dengan Israel ataupun AS nantinya," kata Raihan usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi, PB HMI menyampaikan keprihatinan atas kondisi yang terjadi di Palestina, bukan sekadar perang, melainkan bentuk kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel.
BP HMI pun berharap Presiden Jokowi terus mengawal kemerdekaan Palestina sebagai sebuah negara dan bangsa. Begitu juga dengan bantuan kemanusiaan yang disalurkan dari pemerintah Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
"Bagaimanapun Palestina adalah negara yang pertama kali mendukung kemerdekaan Indonesia. Kita tentu harus balas dengan baik pula," kata Raihan.
Sementara itu, pemimpin negara-negara Arab dan anggota OKI akan bertemu di Arab Saudi untuk membahas konflik yang terus berlangsung di Jalur Gaza.
Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya, Selasa (7/11), menyatakan bahwa KTT negara-negara Arab akan diadakan di Riyadh pada hari Sabtu (11/11), serta para pemimpin OKI akan bertemu pada hari Minggu (12/11) guna membahas konflik di Gaza dan dampak kemanusiaan yang ditimbulkannya.
Dalam pertemuan darurat tersebut, pemimpin OKI juga akan mendiskusikan serangan Israel di Jalur Gaza.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza, menyusul serangan lintas batas yang dilancarkan kelompok Hamas Palestina pada tanggal 7 Oktober 2023.
Konflik itu telah menewaskan sedikitnya 10.328 warga Palestina, sedangkan Israel mencatat hampir 1.600 warganya terbunuh.