Samarinda (ANTARA) - Petani di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang Januari - September 2023 memproduksi sebanyak 200,85 ribu ton gabah kering giling (GKG) dengan sumbangan terbanyak dari tiga kabupaten, yakni Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser.
"Di periode tersebut Kabupaten Kutai Kartanegara memproduksi 106,41 ribu ton, Penajam Paser Utara 44,12 ribu ton, dan Kabupaten Paser memproduksi 26,37 ton GKG," kata Ketua Tim Harga dan UMKM Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Indri Astanti di Samarinda, Rabu.
Sementara itu, ada pula tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah di periode tersebut, yaitu Kota Bontang, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Mahakam Ulu.
Ia mengatakan bahwa produksi padi sebanyak 200,85 ribu ton GKG tersebut mengalami penurunan sekitar 9,97 ribu ton GKG atau sebesar 4,73 persen, dibandingkan Januari - September 2022 yang sebesar 210,81 ribu ton GKG.
Penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2023 terjadi di beberapa wilayah, terutama pada wilayah sentra seperti Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Di sisi lain, terdapat beberapa kabupaten/kota yang mengalami peningkatan produksi padi, yaitu di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Mahakam Ulu, dan Kabupaten Kutai Barat
Sementara itu, berdasarkan pengamatan fase tumbuh padi hasil Survei KSA September 2023, potensi produksi padi sepanjang Oktober - Desember 2023 sebesar 14,44 ribu ton GKG.
Ini berarti total produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 215,29 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 24,13 ribu ton GKG atau 10,08 persen jika dibandingkan 2022 yang sebesar 239,42 ton.
"Produksi padi tertinggi pada 2022 dan 2023 terjadi di bulan Maret. Sementara produksi padi terendah pada 2023 diperkirakan terjadi di bulan Desember," katanya.
Ia merinci bahwa produksi padi pada Maret 2023 sebesar 60,67 ribu ton GKG, sedangkan produksi padi pada Desember 2023 diperkirakan sebesar 0,81 ribu ton GKG.