Samarinda (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) bekerja sama dengan Pendar Institute memberikan pembekalan kepada ribuan tenaga pendidik dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka berbasis minat bakat.
"Ini sesuai dengan konsep kurikulum merdeka yang memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplor jati dirinya," ujar Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi usai membuka seminar pendidikan dengan tema “Pendidikan Berbasis Minat Bakat sebagai Langkah Implementasi Kurikulum Merdeka” di Hotel Horison Samarinda, Kamis.
Ia menambahkan pendidikan berbasis minat bakat dapat menjadi dasar bagi sekolah, siswa, maupun orang tua dalam mengembangkan bidang keahlian yang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa.
“Potensi, minat, dan bakat siswa perlu dimengerti oleh pihak sekolah, siswa, maupun orang tua. Guru dan orang tua harus mendeteksi dan menganalisis minat bakat siswa yang bisa berubah-berubah seiring dengan proses tumbuh kembang mereka,” tutur Hadi.
Ia juga mengharapkan agar semua SMA dan SMK di Kaltim dapat menjadi sekolah inklusi yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus.
“Kami tidak boleh mendiskriminasi pendidikan. Anak-anak berkebutuhan khusus juga perlu pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kami akan memberikan insentif khusus untuk kelas yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus,” kata Hadi.
Sementara itu, CEO Pendar Institute Muhammad Shahib mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penelusuran minat bakat berbasis psikologi positif kepada kurang lebih 1.970 siswa SMA di Kaltim.
“Kami memiliki data tentang potensi siswa yang dapat menjadi bahan rumusan kebijakan baru. Kami akan merekomendasikan kebijakan baru agar pendidikan bisa sesuai dengan medan bakat siswa. Siswa bisa memilih sesuai dengan kemampuan mereka,” ucap Shahib.
Shahib menjelaskan seminar tersebut dilakukan secara offline dan juga dipadukan secara hybrid, yaitu ada yang hadir secara langsung di Samarinda dan ada yang mengikuti secara daring melalui zoom. Jika ditotalkan diikuti lebih dari 1.500 tenaga pendidik se-Kalimantan Timur dari berbagai kabupaten dan kota.
“Peserta yang mengikuti secara daring adalah mereka yang berada kabupaten/kota diantaranya dari Balikpapan, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Berau, dan Mahakam Ulu,” papar Shahib.
Ia berharap merdekakan pendidikan di Kaltim. setiap siswa mampu mengendalikan dirinya sendiri dan mengenal potensi dan kekuatan bakatnya sendiri. Sehingga nantinya tercipta generasi emas yang berkualitas dan berdaya saing,” pungkas Shahib.