Program pemberdayaan masyarakat yang digagas PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melalui inovasi produk kitosan cair dari limbah rajungan, meraih penghargaan Sustainable Marketing Excellence (SME) Award 2023 kategori Waste Management and Community Program of The Year dari majalah Marketeers, di CGV FX Sudirman Jakarta, Rabu (12/7).
"Penghargaan ini menjadi bukti kesinambungan komitmen Pupuk Kaltim menjalankan strategi bisnis dalam koridor Environment, Social dan Governance (ESG), dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan (sustainability)," kata VP Investor Relation Pupuk Kaltim Benny Swastika Nasution melalui rilis yang diterima Antara Kaltim di Samarinda, Jumat.
Dikemukakannya, prinsip keberlanjutan tersebut bermaksud untuk memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan secara signifikan.
Menurut Benny, secara bisnis Pupuk Kaltim tidak hanya berorientasi kepada profit, namun juga manfaat nyata yang diberikan bagi masyarakat dan lingkungan. ESG diimplementasikan Pupuk Kaltim pada berbagai program inovasi dengan peningkatan dan perbaikan setiap tahun.
"Komitmen ESG merupakan salah satu fokus yang dijalankan Pupuk Kaltim dalam mendukung keberlanjutan pada pengembangan proses bisnis, dengan sasaran dan manfaat kontribusi yang jelas bagi kawasan hingga masyarakat," ujar Benny.
Ia mengemukakan, penghargaan tersebut kali kedua diraih Pupuk Kaltim untuk inovasi yang sama, setelah sebelumnya mendapatkan apresiasi di tingkat Internasional melalui Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2023, kategori Social Empowerment.
Lanjutnya, inovasi produk kitosan cair berangkat dari cukup tingginya produksi limbah hasil laut di kawasan pesisir Kota Bontang, dan sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk kitosan yang bernilai ekonomi.
Hal ini juga upaya merubah kebiasaan lama masyarakat agar tidak lagi membuang limbah ke laut, khususnya cangkang rajungan yang menumpuk dari sisa penjualan oleh pengepul.
" Melalui inovasi kitosan cair, dampak dari pembuangan limbah cangkang rajungan yang berpotensi menimbulkan sedimentasi dan pendangkalan dasar laut pun berhasil ditekan. Disamping memberi nilai tambah dari sisi ekonomi dengan pemberdayaan yang dilaksanakan," papar Benny.
Ia menuturkan, salah satu tantangan dari budaya membuang limbah ke laut karena sulitnya pengelolaan, serta tidak adanya potensi pengembangan produk lain dari hasil buangan tersebut.
Hal inilah yang dijawab Pupuk Kaltim melalui inovasi kitosan cair, agar limbah yang terbuang bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang menghasilkan dan ramah lingkungan," lanjut Benny.
Terus ia menjelaskan bahwa dalam perjalanannya, Pupuk Kaltim pun menyiapkan infrastruktur bagi kelompok binaan yang diberdayakan, didukung berbagai keterampilan pengolahan dan pemilahan limbah dari awal.
Kelompok binaan dengan nama Cangkang Salona tersebut hingga kini berhasil mereduksi limbah cangkang rajungan hingga 920 Kilogram (Kg), serta telah mendapat paten berupa penambahan asam asetat (CH3COOH) sebagai pelarut kitosan menjadi pupuk cair.
Pihaknya pun melibatkan berbagai pihak pada proses pengujian efektivitas kitosan, seperti Laboratorium Pengujian Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (LP-PBBI) dan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
Begitu pula, kata Benny dari sisi pengelolaan usaha, telah mendapat izin UKL-UPL dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang untuk aktivitas produksi.
"Saat ini produk pupuk cair dengan merek dagang Kitosan Salona ini telah lulus uji kualitas, serta dinilai efektif meningkatkan hasil produksi tanaman hingga pengurangan intensitas hama dan penyakit," paparnya.
Guna mewujudkan keberhasilan program, pihaknya telah menetapkan sejumlah target pengembangan pembinaan, di mana kelompok binaan yang terdiri dari ibu rumah tangga dan pemuda pesisir Selambai Kelurahan Loktuan Bontang Utara ini, disiapkan menjadi produsen pupuk kitosan cair skala home industry di Kota Bontang, sebagai bentuk nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan.
"Inovasi ini juga upaya mendorong terwujudnya 17 indikator Sustainable Development Goals (SDGs) dan kemandirian masyarakat melalui konsep pembinaan berkelanjutan," terang Benny.
Ia pun memastikan Pupuk Kaltim sangat perhatian terhadap aspek keberlanjutan, sesuai dengan prinsip ESG dengan berbagai komitmen dan inovasi yang dijalankan.
Utamanya terkait pelestarian lingkungan, pengurangan emisi karbon, hemat energi, hingga menekan penggunaan plastik serta pengembangan program penghijauan kawasan.
"Pupuk Kaltim terus mensinergikan aspek keberlanjutan dalam aktivitas bisnis Perusahaan, sekaligus fokus terhadap kemandirian masyarakat dari keterpaduan sistem ekonomi berbasis People, Planet, Prosperity, Peace and Partnership (5P)," sebut Benny.
Sementara itu, CEO Marketeers Iwan Setiawan, menyampaikan SME Award merupakan apresiasi dan penghargaan bagi perusahaan maupun organisasi yang sukses menerapkan pemasaran berkelanjutan, serta berdampak pada penguatan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
"Dimana dunia usaha saat ini dituntut mempraktikkan pemasaran berkelanjutan, dengan memperlakukan pelanggan sebagai manusia seutuhnya yang memiliki akal, hati dan spirit," ungkapnya.
Hal itu bertujuan agar perusahaan tidak hanya memberi kepuasan pada pelanggan, namun juga compassion pada kehidupan yang tidak hanya mengejar keuntungan, tapi juga keberlanjutan.
"Saat ini kita tidak hanya dituntut berpikir soal fungsionalitas dan emosional, tapi juga benefit secara holistik. Artinya, aktivitas bisnis tak hanya mengacu pada kehidupan sendiri tapi juga masyarakat dan lingkungan. Sehingga perusahaan selain mengejar profit, juga wajib peduli pada people dan planet,” pungkas Iwan.